Sampai saat ini aku punya cita yang luar biasa,
Bukan tentang cinta, tapi buket bunga, kenapa barang itu ?
Identik dengan perkara kelulusan.
Dengan perayaan, ulang tahun contohnya
Atmosfer berduka juga lazim.
Karma yang terjadi, aku tak percaya itu
Faktanya ada figur yang menaksirku.
Dia pun susah payah memberikan buket itu,
Aku terima buketnya, namun tidak dengan usahanya
Rencanaku kembali untuk memberi buket itu kepada orang yang tepat,
Sayangnya aku tidak mendapatkan itu semua.
Konon katanya bahagia itu pilihan.
Jika kamu tak memilihku, aku terima
Kita sepakat untuk tidak lebih dari itu.
Ini salah satu barang kesukaanmu, bukan ? jelas aku masih ingat. Aku yang jahat waktu itu, rela melukai hati seseorang dengan mencintaimu sepenuh hati. Sayangnya, aku tidak menemukan kekurangan dari dirimu. Egois...ya aku pada waktu itu. Lagi pula kita sudah hidup masing-masing.
:)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H