Kotak kecil, terlihat tumpul pada ujung sudutnya,
Secara gamblang tampak di tepian sungai.
Lirikan mata menghujam pedang,
Begitu tak pedulinya dirimu akan kehadiranku.
Ketidaksiapan aku mengenal kesepian, namun masih terkendali
Bosan lama-lama dituliskan,
Akan aku istirahatkan hati untuk hubungan,
Tidak jelas arah dan tujuan.
Bagaimana tulusnya seseorang dalam mencintai.
Cerita yang berbeda di tiap harinya,
Alangkah baiknya aku bandingkan,
Atau malah aku peroleh jurang yang telah aku buat.
Kupikirkan akan hal-hal baik menyertaimu.
Terbelit dalam angan.
Aku menulis ini dengan luapan emosi, tapi lebih baik di gambarkan daripada di katakan. Pastinya kamu akan muncul rasa benci, itulah yang ujungnya akan menyakiti diri kamu sendiri. Luka itu akan terus tumbuh dan tak lekas sembuh. Tapi aku akan selalu mengingat fase terbaik hidup menurut bung Fiersa Besari yaitu "dapat menertawakan masa lalu dan melihatnya dari prespektif yang berbeda".Â
Tapi yang pasti aku akan tetap mencintaimuÂ
:)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H