Finally, aku mendapat pencerahan atas tulisanku akhir-akhir ini.
Ironinya cerita terukir dari kisah yang selama ini aku jalani,
Merasa dejavu, bagaikan melihat masa depan.
Bukan usaha yang belum berhasil sempurna*nicetry*,
Dan itu lumrah terjadi.
Aku pernah suka padanya sedahulu …
Pesan untukku,
Kedepannya lebih serius dalam menjalani suatu relasi,
Bukan main-main tetapi diutarakan dengan lantang,
Sama halnya dengan obrolan yang “berisi”.
Tak pandai aku menulis puisi,
Apalagi bernyanyi.
Aku sering kali lupa akan sesuatu,
Mungkin sisi itu yang tak kamu suka.
Pernah ga si kamu ngerasa stuck disitu-situ aja, selalu mikirin hal yang berulang. Sampai bener - bener di isi kepala isinya dia... terus, padahal dia tak sekalipun mikirin kamu. "Overthinking" ya? mau sampai kapan ! Nah, sama di dalam penulisan sendiri ada yang namanya writer's block. Writer’s block adalah keadaan di mana penulis mengalami kebuntuan dalam membuat atau melanjutkan tulisannya (wikipedia). Maka dari itu me time atau waktu untuk sendiri, dan healing atau refreshing (jalan-"jajan") sangatlah diperlukan. Kalau aku sih lebih suka menangis Hehe.
Aku ibaratkan seperti masa lalu, kenapa sih? masa lalu terus yang dibahas ? emang seseru itu...
Misal kamu balikan sama mantanmu, apakah hubungan itu akan baik - baik saja ? tentu tidak, kenapa gitu ? ya karena aku kutip dari cuitan twitter " ibaratnya kamu membaca buku yang sama dua kali, endingnya ya tetep sama". Banyak dari segelintir orang setelah hubungannya kandas melalukan introspeksi diri, tidak sedikit juga yang stress akibat terlalu memikirkan. Bahkan, aku salut dengan orang yang benar-benar berubah bahkan 360 derajat (bahkan aku tidak mengenalinya). Memang sih perubahan itu bagus tapi...
Jangan pernah merubah diri karena seseorang agar untuk dicintai, tetaplah jadi diri sendiri biarkan orang yang tepat yang mencintaimu. Semakin tinggi value diri kamu, maka selera kamu bukan dia lagi.
Cieeelah
:)