Berikan umpan balik padanya.
Ilustrasi kucing malang menggambarkan dirinya.
Aku beranikan diri untuk menanyakan perihal asimetri kepadanya,
Namun belum berakhir sampai disitu.
Tulisan diatas merupakan tulisan pertama yang aku buat, memanglah klise. Namun, itu semua beranjak dari kisah percintaan yang aku anggap mustahil untuk diterima sebagian orang. Aku percaya suatu saat, tulisan yang aku buat bisa menginspirasi orang banyak untuk "tidak takut" lagi memulai untuk menulis. Meskipun sering kali tulisanku di anggap remeh oleh orang lain. Aku juga berharap orang itu (seseorang) membaca tulisan-ku juga dapat merasakan hal yang sama. Ini merupakan bagian kecil... Kurang lebih masih ada 15 tulisan layaknya seperti ini yang belum sempat ku edit menyerupai puisi.
Berawal dari seorang yang sedang kasmaran, ia dipenuhi rasa takut akan menyatakan perasaannya. Selain takut mengganggunya, pikiran-pikiran lain juga ikut muncul memenuhi isi kepala (yang biasa anak muda sebut overthinking). Lalu, ia pun memberanikan diri untuk mengungkapkannya. Entah kenapa, ia merasa ragu. Hal itulah yang membuat ia berpikir 2 bahkan 3 kali untuk kembali interaksi. Dia pun coba kembali memantaskan diri dan akhirnya pun salah langkah. Waktu dan kesempatan hanyalah datang sekali. Dia seakan dibutakan oleh perasaannya itu sendiri. Dia tidak memikirkan sikon, ia terus memaksakan kehendak. Tangis disini, bukan berarti setelah dia meminta waktu untuk menjawab "ditolak" itu hanya kiasan saja. Gambar di atas sedikit mewakili dirinya.Â
:)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H