Mohon tunggu...
Ragil Nugroho
Ragil Nugroho Mohon Tunggu... karyawan swasta -

editor

Selanjutnya

Tutup

Politik

Bacaan sebagai Alat Pengorganisiran: Keberhasilan PKS

27 Agustus 2012   06:53 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:16 847
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kecantikan:
Perawatan Pranikah
Tekno-Herbal

Figur:
Ir. Hj. Hayatun Fardah
Sosok Kreatif di Balik Pemberdayaan Perempuan Kalsel

Bisa disimak info kesehatan di Majalah NooR:
Menyamarkan Kerutan dengan Botax Halalkah?
Di era moderisasi ini makin banyak pilihan bagi perempuan untuk mempercantik diri secara instan. Ingin Tampil langsing, pilih sedot lemak. Ingin tampil cantik tanpa kacamata, pilih laser. Ingin tampil selalu muda sepanjang usia, pilih botox. Yang terakhir yang paling fenomenal dan mengundang tanya seputar kehalalalannya.

Info mode di majalah Noor:
[di bawah gambar perempuan muda berpose Islami dengan latar kota di luar negeri] tertulis:

Menggabungkan gaya dan konsep kantor memerlukan trik tersendiri. Jangan pernah melupakan unsur dasi, scarft atau elemen lain yang memberikan sentuhan chic.

rekan dan rekanah kiri sekalian,
Apa yang saya sampaikan tadi merupakan majalah-majalah yang dibaca oleh para tetangga saya. Tapi jangan salah, mereka tidak hanya membaca majalah. Buku juga dibaca. Mungkin para rekan dan rekanah kiri pernah mendengar ESQ (Emotional Spiritual Quantient). Ya, tepat. Buku tersebut ditulis oleh Ari Ginanjar. Isinya tentang teori-teori pengembangan diri model Barat yang digabungkan dengan kemampuan emosional, spriritual dan kusuksesan. Beberapa tetangga saya membaca buku ini. Kalau sudah masuk ke tempat terpencil seperti tempat tinggal saya, tak mengherankan kalau buku ESQ telah dicetak 400.000 eksemplar.

Tentu yang paling menghebohkan buku La Tazan: Jangan Bersedih. Buku ini merupakan buku motivasi ala Islam. Muncul sebelum era Mario Teguh. Karena larisnya, banyak bajakannya di Taman Pintar Yogyakarta. Penggalan dari La Tazan yang menjadi favorit tetangga-tetangga saya, sebagai berikut: "Setiap manusia melihat dunia sesuai dengan perbuatannya, pikirannya dan motivasinya. Apabila perbuatannya baik, pikirannya suci dan motivasinya tulus, dia akan melihat dunia ini bersih dan indah sebagaimana dunia itu diciptakan. Jika yang terjadi sebaliknya, dunia akan terlihat gelap gulita dan dia melihat segala sesuatu terasa hitam pekat."

Saya agak heran ketika berkunjung ke rumah tetangga saya yang paling ujung. Dia rupanya juga penggemar sastra. Tapi nanti dulu. Bukan sastra Kiri yang dibaca, tapi Ayat-ayat Cinta. Okelah para rekanah Kiri menganggap karya ini patriarki dan mengkampayekan poligami, tapi tetangga saya tak peduli. Istrinya malah menangis tersedu-sedu ketika membacanya. Ketika saya tanya, sudah membaca berapa kali: 10 kali. Novel ini memang laris manis. Oplahnya sudah mencapai 300.000 eksemplar. Filmnya juga diserbu penonton dan masuk dalam jajaran film terlaris.

Begitulah bacaan-bacaan tetangga saya. Memang tidak saya temukan bacaan Kiri. Mungkin disembunyikan dan dibaca secara diam-diam di kamar. Sehingga saya tak bisa menguraikan apakah ada hubungan antara bacaan progresif dan gerakan Kiri. Yang pasti, saat ini Kiri di Indonesia tak pernah terdengar sampai ke Lereng Merapi. Mungkin mereka punya basis merah di tempat lain.

Akhirnya, saya sedikit ragu-ragu: Apakah meluasnya berbagai jenis bacaan Islam tersebut ada hubungannya dengan meningkatnya perluasan struktur PKS atu tidak? Hanya Tuhan yang tahu. Yang pasti, pada tahun 2004 PKS sudah mempunyai cabang 100% di tingkat kabupaten dan 65% di level kecamatan, dan menargetkan 75% dari keseluruhan desa/kelurahan di Indonesia. Pantas kalau PKS bisa menduduki posisi empat besar dalam Pemilu 2009, dan suara mereka dari pemilih desa—tempat pembaca Hidayah berada—mengalami peningkatan.

Lereng Merapi. 06.06.2012

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun