Mohon tunggu...
Ragile (Agil)
Ragile (Agil) Mohon Tunggu... Administrasi - seorang ayah yang kutu buku dan pecinta damai antar ras, agama, dan keyakinan

"Tidak penting SIAPA yg menulis, yg penting APA yg ditulis" (Ragile 2009). Pendiri #PlanetKenthir. Pro #Gusdurian. Lahir: 1960. Kuliah Sastra Inggris. Gawe Software Komputer ; Keuangan. Nama: Agil Abdullah Albatati (Engkong Ragile). FB: Agil Abd Albatati. Twitter: @KongRagile. Alamat: Kemang Jakarta Selatan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Tidak Sadar, Susah Payah Minta Petunjuk Kemudian Dibuang Sendiri

14 Agustus 2016   06:21 Diperbarui: 14 Agustus 2016   10:14 3106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rudi meradang, "Apa? 100 perak sekilo? Lebih baik saya buang ke sungai. Sodara tau ini buah mangga matang, bukan buah mangga muda atau hijau!" tangannya mengepal menahan amarah.

Pedagang senyum-senyum geli, "Hehehe... Begini Bung Rudi... Pembeli sedang tergila-gila sama buah mangga yang masih muda... yang masih hijau... soalnya akan ada karnaval pesta rujak buah selama sebulan penuh. Kamiiii...!" Nada bicaranya tak sabar.

"Buah mangga muda?" Belum habis Rudi terbengong-bengong, si pedagang nerocos lagi.

"Kami datang kemari untuk memborong buah mangga muda. Yang masih hijau. Denger-denger Bung Rudi pegang stok buah mangga muda. Kami heran kenapa Bung Rudi menawarkan buah mangga matang?" sembari melirik ke lima buah truk dan 20 orang kuli.

Rudi tertunduk lesu.

Dalam sekejap, pedagang meninggalkan Rudi sendirian. Semenit kemudian mereka bersorak-sorai di rumah tetangga Rudi. Mereka berebut buah mangga hijau untuk diborong. Buah yang Rudi jual murah meriah kemarin siang. Kemarin Rudi melempar mangga muda tersebut ke tetangga sambil ketawa mengejek, "Ora kere karo pelem ijo!"

Hahahaha....

Yang bikin nyesek dada Rudi adalah mereka berani nawar dua ribu rupiah per kilo, dua kali lipat harga normal buah mangga yang sudah matang. Gila...! Bola Dunia sudah jungkir-balik. Opo tumon harga mangga muda mengalahkan harga mangga mateng?

Rudi baru sadar bahwa firasatnya sudah benar untuk memanen buah mangga muda. Namun, akal pikirnya berhasil menolak firasat. "Andaikata gue panen mangga muda hari ini gua ngantongin duit sekarung. Kenapa gua bego begini!" teriaknya dalam hati.

Sejatinya akal pikir Rudi tidak salah. Logis koq secara keilmuan. Salahnya adalah Rudi sudah minta petunjuk kepada Tuhan, kemudian petunjuk turun dalam wujud firasat, lantas Rudi menolak arahan dari firasat. Sebab nolaknya cuma ini: getaran hati tidak sejalan dengan akal pikiran. Khas penyakit #keminter orang yang selalu bertumpu pada akal pikiran.

Bagi Rudi dkk, cukuplah bertumpu pada akal pikir. Itu baru keren, ilmiah, akademis, bisa diuji dalam laboratorium. Pada saat yang sama Rudi menolak akal hati yang mampu nenerobos tabir masa depan. Sebab tidak ilmiah dst dst dst. Contohnya ketika dia mendapat getaran hati untuk panen mangga muda. Sayangnya Rudi ketiban sial, bukan ketiban hoki.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun