Kepentingan kami sama... Sama-sama menikmati hiburan sehat dan menyegarkan, sambil menyatukan diri tanpa sekat ras, sekat agama, sekat politik. Ternyata mudah kok. Ini bukti film dan dunia hiburan mampu mencairkan suasana ke dalam tawa riang dan canda. Gak ada cerita lover-hater, titik!
Santap Malam & Live Music
Saking terkesannya gue nyaris ambil duit dari dompet selepas ambil makanan dan minuman.Â
Kebetulan ada dua sayap ruang buat santap malam ala carte. Sayap timur buat mereka yang merokok. Sayap barat buat non-smoking area, disertai panggung mini buat live music dan pidato sambutan.Â
Di sayap barat, kami dihibur oleh musik zaman dulu yang penuh gairah. Adalah Louise Sitanggang ( https://twitter.com/louizea) penyanyi cantik yang mampu membawakan suasana 1950an.Â
Pakaiannya, gayanya, centilnya, lenggak-lenggoknya nyaris sempurna. Seakan Louise Sitanggang adalah almarhum Louis Amstrong yang dibangkitkan dari kubur kemudian reinkarnasi menjadi cewek usia 30 tahun pada puncak gairahnya.
Andaikata tidak ada acara putar film, gue siyap nongkrong sampe subuh menikmati lantunan musik indah penuh gairah yang dibawakan oleh Luis dkk.
Sambutan-Sambutan
Begitu Louise Sitanggang turun panggung, acara berikutnya adalah sambutan dari 3 tokoh penting. Diawali oleh Yoki Soufyan yang mewakili sosok di balik restorasi film Tiga Dara.Â
Mengenakan jas hitam, Yoki langsung beberkan secara singkat proses restorasi yang melelahkan namun tidak terelakkan. Intinya dia sampaikan betapa penting lakukan restorasi film lawas yang merupakan aset bangsa sebelum punah akibat gagal merawat.Â
Gue sepakat, gagal restorasi berarti kita gagal memelihara karya anak bangsa dan gagal menyelamatkan sejarah bangsa Indonesia pada layar kaca dan layar lebar.Â