[caption caption="Ilustrasi jiwa - deviantart"][/caption]
Bila kita percaya kuasa Tuhan, kitapun percaya Tuhan menentukan nasib dan nasab setiap mahluk. Melalui pembagian  jatah hoki dan jatah sial, Tuhan mengatur roda kehidupan. Nah, bagian kita adalah mengelola keadaan hoki dan keadaan sial agar manfaat. Seberapa lama rotasi Masa Hoki dan Masa Sial itu rahasia Ilahi. Hak kita adalah mengelola dengan tepat sehingga apapun yang terjadi akan berbuah berkah.
Kali ini Kong Ragile khusus bicara tentang seluk-beluk masa sial yang tidak dimengerti kebanyakan orang. Mengapa sulit dimengerti? Karena kebanyakan orang sial, jiwanya terbungkus kegelapan nalar. Sedemikian rupa gelapnya sehingga rapuh, bernapsu merusak sekitar, bahkan ada yang berkhayal sedang memperjuangkan misi suci. Hahaha sumpah ngakak!
Dalam kondisi demikian sial, pada puncak masa sial, mereka pasti tidak sadar bahwa jurang kehancuran sudah di depan mata. Setiap gerakan menuju jurang. Semakin dekat jurang, semakin keminter. Mereka gagal sadar hingga jatuh hancur berkeping-keping sengsaranya.
Ibarat begini...
Kita menyaksikan bocah nakal manjat ke atas pohon yang batangnya rapuh. Kemudian dia mengguncang pohon sembari ketawa-ketiwi. Pohon bergerak miring, batangnya retak. Kejatuhan tinggal sebentar. Tapi dia sama sekali tidak sadar.
Sang Ibu jejeritan kawatir, "Turun Nak, turun... Cepetan turuuuun... Kamu nanti jatuh."
Si Bocah malah menertawakan sang ibu yang peduli keselamatan dirinya. Dan ketika si bocah jatuh tertimpa pohon hingga remuk tulang, babak belur, rasa sesal  terlambat sudah. Dia cacat seumur hidup!
&&&
Lanjut yaaa...
Jika kita percaya hukum alam dan kuasa Tuhan, dalam perspektif apapun, kita yakin ada kekuatan adikodrati yang mahaagung. Dialah zat yang mengatur jatah hoki dan sial kepada setiap mahluk, tanpa tebang pilih iman, agama, ras, golongan.