Mohon tunggu...
Ragile (Agil)
Ragile (Agil) Mohon Tunggu... Administrasi - seorang ayah yang kutu buku dan pecinta damai antar ras, agama, dan keyakinan

"Tidak penting SIAPA yg menulis, yg penting APA yg ditulis" (Ragile 2009). Pendiri #PlanetKenthir. Pro #Gusdurian. Lahir: 1960. Kuliah Sastra Inggris. Gawe Software Komputer ; Keuangan. Nama: Agil Abdullah Albatati (Engkong Ragile). FB: Agil Abd Albatati. Twitter: @KongRagile. Alamat: Kemang Jakarta Selatan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

3 Hal Penting Masa Beruntung, Masa Sial, Masa Bingung

2 Mei 2016   01:28 Diperbarui: 3 Mei 2016   03:58 868
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seorang mahmudah (mamah mamah muda pengantar anak sekolah) nampak bingung. Sebentar ngelamun di teras. Mulutnya komat kamit tapi bukan lagi wirid. Mirip bayi belajar ngemut dot. Sebentar jalan mondar mandir di teras tanpa tujuan. Mirip setrikaan lagi nyetrika lantai yang sudah rapi dan rata wkwkwk

Kitapun bisa nebak itu orang sedang dalam persimpangan jalan. Bisa jadi akan ketok pintu masuk masa beruntung. Bisa jadi ada yg ngejorokin agar nyemplung ke lembah sial. Bisa juga mandeg menjadi juara tahan lama dalam bingung ria.

&&&

3 HAL PERLU DILAKUKAN PADA MASA HOKI

- bekerja dan berusaha semaksimal mungkin. Bila perlu lembur diperbanyak. Ini masa terbaik meraih impian-impian. Ibarat memetik buah, petiklah sebanyak mungkin sebab begitu masa hoki meredup hilang sudah kesempatan panen buah.

-boleh ambil posisi menjadi pemimpin pada kelas maupun skala apapun. Sebab Dewi Fortuna sedang berpihak kepada kita.

-jangan ikuti nasihat orang yang lagi sial dalam perkara nasib (bukan perkara ilmu) sebab bisa ketularan sial. Orang yang lagi sial sering salah perhitungan, sering salah prediksi, bahkan gagal perbaiki nasib sendiri. Justru inilah saat kita pantas kasih nasehat dan bimbingan kepada mereka. Jangan kebolak-balik hanya karena kalah pengalaman.

&&&

3 HAL PERLU DILAKUKAN PADA MASA SIAL

- kudu banyak diam, banyak tiarap, banyak mendengar. Pengalaman dan ilmu kita nyaris tidak menolong nasib. Orang jaman dulu melakukannya dengan nyepi, semedi, jauhi keramaian. Pada masa ini kita kudu rela jadi bawahan, jadi makmum, jadi pendengar setia.

Kalo maksa-maksa tampil di depan seperti dulu dulu malah makin nyungsep. Ibarat tubuh kita kecemplung dalam lumpur pasir. Makin meronta makin ditelan ke lumpur terdalam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun