Contoh... Baru baru ini ada seorang sohib cerita kepada saya. Dia ngumpulin fulus ratusan juta dari diri sendiri plus satu dua sahabat. Maksud hati mau bangun masjid. Kemudian ketemu seorang pengurus musholla (masjid kecil). Mereka sepakat kerjasama bangun masjid.
Tapi apa yang terjadi?
Sohib saya menyesal. Fulus yang digelontorkan kepada pengurus musholla ternyata dipakai untuk keperluan di luar kesepakatan. Wal hasil sohib saya ngaku bahwa dia ketipu karena percaya begitu saja sebelum muamalah dengan pengurus musholla. Itulah akibat terkecoh penampilan orang alim yang rajin ibadan dan pandai khotbah.
Itu baru contoh kecil. Contoh besar biasanya berkaitan dengan pengerahan dana umat dalam jumlah besar. Biasanya buat usaha bersama. Umat kesihir janji-janji manis, iming-iming niat baik, mimpi faedah besar, pahala besar, kejayaan umat besar. Tapi gagal menulusuri rekam jejak muamalah personil yang akan mengemban amanah.
Alasannya mau mencontoh rasul yang berlatar belakang pengusaha. Tapi kebalik caranya. Rasul jadi pedagang sebelum syiar islam. Beliau pake modal sendiri. Hartanya habis setelah jadi rasul. Di sini kebalik. Jadi ustad duluan, udah terkenal baru jadi pedagang. Celakanya pake modal dari umat. Banyak yang tajir dadakan. Nah, apabila umat tidak hati hati ntar bisa kejeblos, ujung ujungnya agama islam yang tercemar namanya.
&&&
Ada kisah yang masyhur di jasirah Arab. Pada suatu hari sahabat nabi, Umar Bin Khattab, ngobrol dengan sohib. Si sohib muji-muji ketemu orang yang menurutnya sungguh baik hati. Alasannya orang itu amat rajin ibadah. Abu Bakar nanya, "Kamu sudah muamalah dengan dia?" Si sohib bilang belum. Ketika itu pula Abu Bakar bilang, "Kalo begitu kamu belum berhak menjamin orang itu baik hati." Nah...!
Perhatikan betapa sahabat nabi aja lebih perhatian pada hasil muamalah untuk menakar kebaikan hati seseorang.
Sekarang mari kembali kepada diri kita masing-masing khususnya bila Anda sepaham dengan tradisi di atas. Anda yakin si fulan adalah orang baik dan bisa dipercaya? Sudah muamalah belum?
***
Poeted by Ragile (agil abdullah albatati)