Sebagai filantropi, aktifitas Putri Ameerah di bidang kemanusiaan dan budaya sangat menunjang upayanya. Gelontoran uang untuk si fakir tentu amat berasa dampaknya. Gelontoran dana jutaan dollar untuk Islamic Centre di Perancis dan Inggris tentu akan membawa pengaruh dalam jangka panjang. Lagipula posisinya sebagai menantu dari cucu pendiri Arab Saudi tentu berperan kuat untuk mengajak perempuan Arab turut berubah.
[caption id="attachment_267268" align="aligncenter" width="533" caption="Princess Ameerah with no make up (sumber: royaldish.com)"]
Salah satu "factor X" yang paling menonjol dari Ameerah adalah dia tampil di mana-mana tanpa pakai hijab/jilbab. Padahal sang suami, Prince Alwaleed bin Talal, adalah salah satu cucu pendiri Kerajaan Saudi Abdul Aziz dan eksekutif/Chairman Kingdom Holdings. Hal ini dapat berarti bahwa penguasa Saudi telah memberi restu akan kiprah Princess Ameerah guna mempromosikan perempuan modern di jagad jasirah Arab. Dia disebut-sebut sebagai orang nomer 6 paling berpengaruh di Arab.
Berikut ini contoh kutipan suara hati Putri Ameerah ketika menjadi pembicara utama pada 3rd Arab Woman Leadership di Dubai pada November 2012 yang dihadiri oleh para pembesar dan penguasa Dubai: "Pemberdayaan perempun bukanlah slogan. Ini salah satu poin utama dan poin penting untuk proyek pengembangan. Kehadiran kita hari ini adalah ungkapan yang jelas dan terang untuk sukses bersama. Hari ini kita menyampaikan pesan kuat kepada semua orang bahwa perempuan Arab telah datang, untuk memberi sumbangsih kapada pemulihan sosial, mengabil peran serta pada perkembangan politik dan ekonomi, serta terlibat di dalamnya."
Tak lupa dia ucapkan terimakasih kepada tuan rumah Dubai, Yang Mulia Sheikh Mohammed Bin Rashid yang telah memberi contoh konkrit dengan memeberikan ruang kepada perempuan untuk maju dan memimpin. Dia menutup pidato dengan kesimpulan sbb:
"Tantangan yang kita hadapi sekarang adalah pertempuran antara keterbelakangan dengan peradaban, antara masa lalu dengan masa depan, antara reaksonisme dengan kemajuan. Peran kita adalah untuk menghapus gambaran lawas bahwa perempuan adalah mahluk yang tidak layak dan tidak mampu dibandingkan lelaki."
Akhir kata, sudah jelas bahwa aktifitas Princess Ameerah bukan cuma didukung oleh pembesar Saudi tapi juga dibecking kuat oleh para pembesar Arab secara berjamaah (Jordania, Qatar, Kuwait, UEA, Maroko, dll). Termasuk dibecking ke mana-mana tidak wajib pakai hijab/jilbab.
Aktifitas Princess Ameerah yang terus menggelora mengundang pertanyaan menggelitik: Inikah isyarat bahwa penguasa Saudi mengakui sahnya dua pendapat ulama bahwa hijab/jilbab bisa wajib dan bisa tidak wajib bagi perempuan dewasa?
***
Posted by Ragile
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H