Mohon tunggu...
Ragile (Agil)
Ragile (Agil) Mohon Tunggu... Administrasi - seorang ayah yang kutu buku dan pecinta damai antar ras, agama, dan keyakinan

"Tidak penting SIAPA yg menulis, yg penting APA yg ditulis" (Ragile 2009). Pendiri #PlanetKenthir. Pro #Gusdurian. Lahir: 1960. Kuliah Sastra Inggris. Gawe Software Komputer ; Keuangan. Nama: Agil Abdullah Albatati (Engkong Ragile). FB: Agil Abd Albatati. Twitter: @KongRagile. Alamat: Kemang Jakarta Selatan

Selanjutnya

Tutup

Humor

Kisah Radix WP Nangis-Nangis Minta Lahan Kubur

16 Juni 2012   03:36 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:56 877
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humor. Sumber ilustrasi: PEXELS/Gratisography

Pas Jumat Kliwon entah ngimpi apa Radix WP dateng ke kantor kelurahan. Mau beli lahan kubur di Desa Kebetulan. Maksudnya order lahan kubur mumpung belum abis. Tapi keder soale agama dia masih dalam status keder untuk ukuran indonesia.

Ternyata sungguh tak dinyana order Radix ditolak mentah-mentah oleh aparat kelurahan Desa Kebetulan, Jawa Timur. Sampai nangis terkaing-kaing pun tak digubris oleh aparat desa. Pokoke ngenes deh ngenes.

Ceritanya begini...

Radix dilayani oleh Lurah, kebetulan namanya Pak Hagemaru. Didampingi Carik, kebetulan namanya Pak Aan. Ditambah Tukang Kebon kelurahan, kebetulan namanya Pak Darsem. Radix langsung gebrak meja.

"Kulonuwun.... Saya mau beli lahan kubur buat mengubur jasad saya bila saya mati nanti. Mohon yah diurus selekasnya. Awas yah jangan...." bla bla bla seperti biasa panjaaang amat ngocehnya.

Pak Lurah Hagemaru: "Hmmm... Maaf sampeyan ngisi formulir dulu agama sampeyan apa? Kalo blom punya agama tulis agama keder, hehehe..."

Radix langsung meradang denger kata "agama" disebut. Dia percaya tuhan tapi gak punya agama alias agnostik. Kalau ada orang bicara agama bawaannya mau ngamuk. Misalnya di Kompasiana.

Radix : "Lah piye iki? Jangan tanya agama deh!!! pokoke aku mati dikubur, di mana aja boleh. Udah mati inih gak usah dipikirin. Ingat ya Pak bahwa..." bla bla bla panjaaang lagi ngocehnya.

Pak Carik Aan gatel lalu nimbrung, "Pak Radix sampeyan dableg, kalo pengin lahan kuburan ada kapling2 agama."

Ujung2nya Debat panjang lebar gak abis abis, apa boleh order lahan kubur duluan buat kaum keder agama. Ternyata ditolak. Akhirnya nongol ngejogrog Pak Darsem, Tukang Kebon Desa Kebetulan. Walau terkesan bahlul kadang nemu ide cemerlang.

Pak Darsem: "Pak Radix, sampeyan gak usah repot pesen kuburan duluan. Nih ada kuburan alternatif. Gak perlu beli lahan. Gak bicara agama. Oke?"

Hati Radix langsung berbunga bunga, memuji setinggi langit. Solusi Pak Darsem itu terasa pas di telinganya. Apalagi dapet gratis.

Radix: "Begitulah yang saya harapkan. Tolong Pak Darsem kasih tau saya akan dikubur di mana? Jangan bicara agama. Udah mati inih gak usah dipikirin."

Pak Darsem: "Sampeyan tinggal pilih: dilempar ke laut atau ke jurang atau ke mulut buaya. Kan udah mati inih gak usah dipikirin."

Radix tersentak, terus nangis-nangis........
:::

dongeng & humor by Ragile.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun