Mohon tunggu...
Ragile (Agil)
Ragile (Agil) Mohon Tunggu... Administrasi - seorang ayah yang kutu buku dan pecinta damai antar ras, agama, dan keyakinan

"Tidak penting SIAPA yg menulis, yg penting APA yg ditulis" (Ragile 2009). Pendiri #PlanetKenthir. Pro #Gusdurian. Lahir: 1960. Kuliah Sastra Inggris. Gawe Software Komputer ; Keuangan. Nama: Agil Abdullah Albatati (Engkong Ragile). FB: Agil Abd Albatati. Twitter: @KongRagile. Alamat: Kemang Jakarta Selatan

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Kisah Pengadilan Cerai Artis ML dengan Pengusaha JK

6 Juni 2012   08:58 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:20 1808
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Inilah contoh lucu lucu dan aneh aneh dalam ruang sidang pengadilan perceraian. Konon 15 tahun lalu terjadi pengadilan cerai secara tertutup antara artis ML dengan pengusaha JK. Mereka sudah hadir sesuai jadwal di Kantor Pengadilan Agama Jakarta Selatan. Masing masing duduk terpisah di ruang tunggu. Masing masing ditemani keluarga buat temen ngobrol. Mereka sudah sepakat bulat cerai di luar sidang. Hanya butuh pengesahan administratif oleh Pengadilan Agama (PA).


Majelis Hakim beranggotakan 4 orang masuk ruang sidang pas jam 00:09 pagi.


Para pasien antri harap harap cemas nunggu panggilan. Kuping dibuka lebar lebar jangan sampai tidak dengar panggilan lewat pengeras suara. Asal tau aja suasana serba murung bagaikan jamaah kriminil akan diadili dengan kejamnya.


Akhirnya sampailah giliran, melengking suara, "Panggilan... No 10 Tuan Jokerseh harap masuk ke ruang sidang."


Jokerseh bergegas ke ruang sidang dengan jantung berdegub kencang. Grogi. Ambil tempat duduk di depan. Sendirian. 4 majelis hakim nampak angker, buka dokumen dalam map. Kemudian mulailah babak "pembantaian" awal.


TOK. TOK. TOK.


Majelis: "Assalamualaikum... Bapak Jokerseh, kami sudah pelajari formulir permohonan cerai. Kami sarankan rujuk aja dengan Ibu Mamallia. Ingat cerai itu halal tapi dimurkai Allah. Kan sudah 5 tahun berumah tangga. Rujuk aja ya."


Jokerseh: "Pak Hakim, kami udah sepakat cerai, koq disuruh rujak, eh disuruh rujuk....?"


Majelis: "Ooo begicuuu... Oke. Kami baca Anda yang menggugat cerai. Apakah istri setuju?"


Jokerseh: "Ya ampun... Yang minta cere istri saya si Mamallia. Gimana sih sampeyan?"


Majelis: "HAH???... koq anda yang menggugat? Kenapa bukan istri yang menggugat?"


Jokerseh: "hahaha... Kalo istri yang menggugat tidak dapet uang pisah dan harta gono gini. Sesuai hukum kan begitu. Makanya diakalin saya aja yang menggugat."


Majelis: "Pinterrr... Hahahahahaha... Trus koq alasan cere yang ditulis ada 3. Bunyinya: istri suka celamitan, istri suka petakilan, istri suka kentut di kamar tidur. Itu kan tidak parah."


Jokerseh: "Hehehe... Itu cuma bunyi alasan formalitas. Alasan sebenarnya jauh lebih buruk tapi kami rahasiakan berdua. Soale kalo ditulis yang sebenarnya kan kasian anak2 kami nanti baca di akta cerai. Rahasia dong..."


Majelis: "Pinterrr... Oke makasih. Silakan Pak Jokerseh keluar. Sekarang giliran Ibu Mamallia suruh masuk."


*


TOK. TOK. TOK.


Majelis : "Assalamualaikum... Ibu Mamallia, mbok ya kasian sama anak2. Jangan cere. Kembalilah kepada suami. Saling memaafkan agar bahagia dunia akherat."


Mammallia: "Alhamdulillah, Pak Hakim, kami sudah bahagia. Betul gak boong sejak saya pisah sama si dia bapaknya anak anak, kami bahagia. Makanya kami sudah sepakat cere. Pokoke gak mau balik lagi sama Pak Jokerseh. Wis cukup gak mau balik lagi walau gunung Slamet mledug. Wassalam."


Majelis: "ooo... Ibu sudah punya ganti ya? Mau buru2 nikah sama yang baru ya? Ehm ehm..."


Mamallia menghela napas, "Astaghfirullah... Bukan itu, gak ada laki lain koq. Kami sepakat cere karena sudah mentok, upaya apapun tidak ada hasil. Mohon dimengerti."


"Bangsat nih majelis maen fitnah, " lanjutnya ngedumel dalam hati.


Majelis: "Oke. Pak Jokerseh mengajukan gugat cerai dengan alasan 3 buah: istri suka celamitan, istri suka petakilan, istri suka kentut dalam kamar tidur. Ibu mengakui atau membantah?"


Mamallia: "Hehehe... Semua itu betul. Lah ada anak ya saya suka celamitan minta uang ama dia buat anak2 dong... Lah udah gak gak ngakuin suami lagi ya saya boleh nyombong di depan dia dong... Lah kalo dia maen slonong ke kamar tidur ya saya kentut biar dia pergi... Wong udah sepakat cere koq. Hehehe..."


Majelis: "Ooo...begicuuu... Terus kenapa ini koq ada Surat Segel Bermaterai yang menyatakan kalian sepakat bulat bercerai? Belum ke pengadilan koq cere duluan? Maksude kepriben kie?"


Mamallia: "Hahahaha... Diakalin dikit. Supaya gak bertele tele surat itu kami buat. Daripada dipingpong majelis, eh maaf, maksude daripada ditanya tanya mulu itu surat udah paten. Soal rumah tangga urusan pribadi kami biar kami tangani sendiri, orang luar jangan turut campur. Termasuk Alasan sebenarnya kami cerai."


Majelis: "Pinterrr... Wah kalo semua pemohon seperti kalian, wah wah wah... gimana yah? Hihihi..."


TOK. TOK. TOK.

Sidang ditutup.


Sebelum Mamallia pulang, dia dipanggil salah seorang majelis hakim perempuan. Baru ngobrol sebentar Mamallia terperanjat. Melongo gak percaya. Soale si majelis berbisik ke telinganya penuh harap. Begini:


"Stttt... Gimana sih caranya membujuk suami supaya mau gugat cerai kepada saya? Saya udah gak tahan ama suami!"

:::


*) kisah ini fiksi belaka namun berdasarkan kenyataan di ruang sidang sesuai pengalaman penulis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun