Majelis: "Oke. Pak Jokerseh mengajukan gugat cerai dengan alasan 3 buah: istri suka celamitan, istri suka petakilan, istri suka kentut dalam kamar tidur. Ibu mengakui atau membantah?"
Mamallia: "Hehehe... Semua itu betul. Lah ada anak ya saya suka celamitan minta uang ama dia buat anak2 dong... Lah udah gak gak ngakuin suami lagi ya saya boleh nyombong di depan dia dong... Lah kalo dia maen slonong ke kamar tidur ya saya kentut biar dia pergi... Wong udah sepakat cere koq. Hehehe..."
Majelis: "Ooo...begicuuu... Terus kenapa ini koq ada Surat Segel Bermaterai yang menyatakan kalian sepakat bulat bercerai? Belum ke pengadilan koq cere duluan? Maksude kepriben kie?"
Mamallia: "Hahahaha... Diakalin dikit. Supaya gak bertele tele surat itu kami buat. Daripada dipingpong majelis, eh maaf, maksude daripada ditanya tanya mulu itu surat udah paten. Soal rumah tangga urusan pribadi kami biar kami tangani sendiri, orang luar jangan turut campur. Termasuk Alasan sebenarnya kami cerai."
Majelis: "Pinterrr... Wah kalo semua pemohon seperti kalian, wah wah wah... gimana yah? Hihihi..."
TOK. TOK. TOK.
Sidang ditutup.
Sebelum Mamallia pulang, dia dipanggil salah seorang majelis hakim perempuan. Baru ngobrol sebentar Mamallia terperanjat. Melongo gak percaya. Soale si majelis berbisik ke telinganya penuh harap. Begini:
"Stttt... Gimana sih caranya membujuk suami supaya mau gugat cerai kepada saya? Saya udah gak tahan ama suami!"
:::
*) kisah ini fiksi belaka namun berdasarkan kenyataan di ruang sidang sesuai pengalaman penulis.