Mohon tunggu...
Ragile (Agil)
Ragile (Agil) Mohon Tunggu... Administrasi - seorang ayah yang kutu buku dan pecinta damai antar ras, agama, dan keyakinan

"Tidak penting SIAPA yg menulis, yg penting APA yg ditulis" (Ragile 2009). Pendiri #PlanetKenthir. Pro #Gusdurian. Lahir: 1960. Kuliah Sastra Inggris. Gawe Software Komputer ; Keuangan. Nama: Agil Abdullah Albatati (Engkong Ragile). FB: Agil Abd Albatati. Twitter: @KongRagile. Alamat: Kemang Jakarta Selatan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Tifatul Sembiring, Mentri Gagal Kok Menerbitkan Otobiografi Berdakwah?

7 April 2012   11:08 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:55 1473
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tifatul tidak hanya pandai berdakwah dan berpantun tiap hari dengan update status Facebook. Dia juga pandai membuat isu-isu. Hari ini isunya adalah tentang penerbitan buku otobiografinya berjudul "Sepanjang Jalan Dakwah". Konon mengenai perjalanan hidupnya di lorong politik. Konon tidak ada hubungannya dengan rencana pencopotan mentri mentri dari PKS oleh Presiden, termasuk pencopotan Tifatul dari jabatan Menkoinfo.


Mungkin inilah babak akhir Tifatul Sembiring, Mentri Telekomunikasi dan Informasi yang lebih khusuk menginformasikan gosip terbaru apa tentang dirinya, keluarganya, dan partai politiknya.


Begitupun dan apapun, sesungguhnya kita tidak bisa membebani semua kegagalan kepada diri Tifatul. Dia gagal menjalankan peran bisa jadi ada unsur kesengajaan dari pemberi jabatan. Yaitu memberi tugas yang di luar kemampuannya agar dijamin gagal, agar pula tercemar partainya. Lho koq bisa? Bukankah yang memberi tugas adalah lawan politik yang terpaksa berkoalisi agar menang Pemilihan Presiden 2009?


Beruntunglah Tifatul punya ide bagus buat pelipur lara. Bikin buku. Entah apa isi buku "Sepanjang Jalan Dakwah", saya tidak tahu. Yang jelas selagi masih menjabat mentri tentu banyak sohib dan rekan datang berduyun. Kesempatan emas jangan dilewatkan, mungkin begitu kata Tifatul sebelum keburu dipecat sebagai mentri. Makanya urung diterbitkan buku pada ulang tahunnya nanti pada November. Tapi dipercepat bulan April ini. Cerdik bukan?


Sekali lagi, bukan Tifatul Sembiring bila tidak pandai bermain kata kata. Publik tahu betul ulah perburuan kursi kekuasaan oleh kader PKS secara wajar maupun memalukan, tapi semuah itu tetap diberi label "dakwah". (catatan: setahu saya dakwah itu ikhlas tanpa pamrih). Nah, untuk memahami kerancuan seperti ini mungkin perlu belajar kepada cara pandang kader PKS Ketua Komisi I yaitu Mahfudz Siddiq. Belajar apanya? Mahfudz gencar mendukung penggulingan pemimpin di Arab dengan alasan karena mereka melarang Ikhwanul Muslimin / Moslem Brotherhood. Saya Maklumi, PKS adalah kepanjangan tangan (?) kelompok itu yang dibadani oleh Hassan Al Banna dari Mesir. Mungkin tepatnya berorientasi ke sana.


Lalu? Ada apa dengan Ikhwanul Muslimin? (CATATAN: Sejak tahun 1970an saya sudah baca buku buku terjemahan dari Mesir tentang Hassan Al Banna, Sayyid Qutb, Anwar Saddat, Ikhwanul Muslimin. Sayyid Qutb menulis dari penjara bahwa dia berpegang pada perjuangan pendidikan dan budaya Islam, non kekerasan. Namun dia kalah oleh sayap kekerasan yang berorientasi kepada kekuasaan).


Publik Indonesia jangan berharap mendapat pencerahan Ikhwanul Muslimin dari Tifatul Sembiring dan Mahfudz Siddiq. Mereka tidak akan menjelaskan bahwa Ikhanul Muslimin (IK) adalah anti nasionalisme. Oleh karenanya sejarah mencatat IK digunakan kapitalis Barat untuk menumbangkan pemimpin besar Mesir Presiden Gamal Abdul Nasser. Dipakai pula untuk membantai Presiden Anwar Saddat di panggung upacara kenegaraan. Kini dipakai pula untuk membentuk kelompok teroris asing merongrong Libya, Suriah, Iran. Ketegangan di 3 negara itu memicu harga minyak mentah dunia hingga $120/barel dari sebelumnya $85/barel. Itu harga spekulan dan kurang lebih. Ujung ujung harga BBM naik.


Untuk apa semua sikap politik di kawasan itu?


Mengutip Mahfudz Siddiq, demi ikhwanul Muslimin. Rupanya itu Tak soal penguasa baru yang duduk diberi jabatan sebagai boneka. Misalnya Libya. Rupanya tak soal cara dakwah IK secara rahasia dan misterius. Rupanya tak soal mendalangi pertumpahan darah di Timur Tengah, bareng agresor Barat dan Diktator Raja Raja Arab. Rupanya tak soal kekayaan negeri mereka dijual kepada asing oleh penguasa baru. Rupanya semua itu bisa dimaafkan dengan satu mantra: "dakwah".


Kembali ke soal buku otobiografi.


Demikianlah... gagalnya memangku amanat menjabat Menkoinfo, Tifatul Sembiring membungkusnya, mengakhirinya dengan pelipur lara berjudul "Sepanjang Jalan Dakwah". Jangan tanya soal nasionalisme kepada PKS.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun