Mohon tunggu...
Ragile (Agil)
Ragile (Agil) Mohon Tunggu... Administrasi - seorang ayah yang kutu buku dan pecinta damai antar ras, agama, dan keyakinan

"Tidak penting SIAPA yg menulis, yg penting APA yg ditulis" (Ragile 2009). Pendiri #PlanetKenthir. Pro #Gusdurian. Lahir: 1960. Kuliah Sastra Inggris. Gawe Software Komputer ; Keuangan. Nama: Agil Abdullah Albatati (Engkong Ragile). FB: Agil Abd Albatati. Twitter: @KongRagile. Alamat: Kemang Jakarta Selatan

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Mobil Esemka, BJ Habibie, dan Bantuan Ahli Jerman

21 Maret 2012   06:17 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:40 4492
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13281863291213905486

[caption id="attachment_159873" align="aligncenter" width="597" caption="Indonesia Secantik Wajah Tamara Bleszinsky (ilmuphotoshop.com)"][/caption]
*Banyak hal memprihatinkan bila menyimak kantor berita Antara tentang Mobil Esemka. Nampak jelas tarik menarik antara di atas dan di bawah permukaan. Yaitu keputusan berdasarkan nalar melawan sikap emosional. Antara haus prestasi anak bangsa melawan kewajiban tanggung jawab moral dan profesionalisme. Dan ketika hukum dijatuhkan pada suara terbanyak maka siapa yang mampu memanipulasi emosi massa maka dialah yang meraup dukungan terbanyak. Ketika itu dampak negatif jangka panjang ditempatkan sebagai urusan belakangan. Ini khas modus budaya jalan pintas!

Ibarat cewek secantik Tamara Bleszinsky, mobil esemka bikin gemes dan menyedot buanyak perhatian. Persoalan datang bukan boleh dipakai atau tidak jika kurang layak. Tapi ada aturan ketat bila dipakai dan diproduksi untuk umum. Coba perhatikan dinamika Mobil Esemka pada tahun 2012 di bawah ini:

1) Mobil Esemka Adalah Prestasi Anak Bangsa, Bung! Tapi Tidak Lulus Uji Emisi:

Yup, marilah acung jempol dari kota Solo Jawa Tengah lahir mobil nasional Indonesia. Pantas bangga. Tidak lulus uji emisi? Itu masalah teknis dan birokrasi. Bila mobil dipakai untuk pribadi di lingkungan tertutup tidak masalah. Tapi bila dijadikan industri dengan order konon 6000 unit maka wajib ikuti aturan keselamatan umum. Keringanan wajib diberikan tapi keselamatan penumpang dan pengguna jalan lebih wajib diutamakan.

2) Mobil Esemka Cuma Dolanan, Tidak Dibikin Secara Profesional, Kata BJ Habibie:

Apa boleh buat BJ Habibie adalah pakar teknologi terkemuka Indonesia. Dia dicomot ke Indonesia dulu selagi menduduki jabatan penting di Jerman pada perusahaan penerbangan. Dia dikenal sebagai "MR.CRACK" di Eropa sebagai penemu teori keretakan pesawat terbang yang dijadikan kajian wajib sarjana sarjana ilmu penerbangan. Maka ucapan dia sebagai pakar sejati wajib dipertimbangkan. Itulah sikap rasional Bila kita percaya bahwa segala usaha hendaknya diserahkan kepada ahlinya.

Tapi Mobil Esemka bukan dolanan koq. Buktinya sudah dijajal ngacir Solo-Jakarta dengan saksi Joko Widodo, Roy Suryo, dan Metro TV. Ya betul sih. Lalu apa kaitannya semua itu dengan profesionalisme yang disinggung Habibie? Itu kan cuma promo. Mereka yang jadi saksi bukan ahli teknologi mobil. Ingat, Sebuah industri mobil perlu tenaga dan perencanaan secara profesional.

Nah bila si perancang mengaku bikin mobil hanya lewat memandang contoh mobil tanpa membuat gambar design, di manakah letak profesionalisme? Bila baru pertamakali bikin mobil tanpa pengawasan ahli mobil, di manakah letak profesionalisme? Bila sparepart dan mesin dibikin tanpa lisensi, di manakah profesionalisme?

Memang betul harga Mobil Esemka murah. Tapi jangan lupa bila 6000 mobil esemka meluncur di jalan, sebulan kemudian menimbulkan kecelakaan karena salah teknis produksi. Siapa yang tanggung jawab?

3) Mobil Esemka Belum Siap Menerima Bantuan Tenaga Ahli Dari Jerman, lho?

Setelah muncul teguran BJ Habibie konon Duta Besar Jerman bertemu dengan Direktur Mobil Esemka. Jerman menawarkan tenaga ahli untuk membantu. Tapi mendapat jawaban bahwa pihak Mobil Esemka belum siap menerima bantuan. Lho? Jerman terkenal mbahnya teknologi dalam segala bidang. Amerika pun maju karena memboyong ilmuan Jerman usai Perang Dunia II lewat Operation Paper Clip yang kesohor itu.

Penolakan bantuan tenaga ahli Jerman melahirkan pertanyaan serius: ADA APA SIH SEBETULNYA? Sekali lagi... Dalam usaha apapun hendaknya kita serahkan kepada ahlinya. Atau tunggu kehancurannya. "Mbok ya alon alon asal kelakon... ojo kesusu... aja onggrongan..." Jare wong tua kaya kuweeee.....

:
:
:
:*bonus bacaan tentang study manipulasi media yang tidak kita sadari:
www.globalissues.org/article/532/media-manipulation

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun