Adalah kisah Si Item, demikian sahabatnya memanggil, suatu pagi tewas konyol di tangan mangsanya. Saat itu dia berseragam hitam-hitam, penuh waspada jalan merayap, pelahan, merunduk. Misi mencari mangsa menggetar tekad hati, tiada rasa takut. Ditatapnya jalan setapak dalam lorong gelap. Mangsa di depan mata samar-samar tak menyadari kehadiran tamu tak diundang. Dia menahan nafas, menahan langkah kaki sejenak, menatap tajam sosok mangsa tak bergerak. Tidak boleh lolos ini mangsa.
Debur detak jantung memicu ketegangan. Dia pasang kuda-kuda untuk menerkam dengan tangan kosong. Dia mengincar leher mangsa untuk diplintir sekali "krek" langsung tewas. Dia merayap tanpa suara, memastikan jarak terkam dengan sasaran. Lalu "hup" melompat. Berhasil menubruk mangsa.
"Bangsaaattt...!!! Sialan!!!"
Ah, sayang. Dia tak menyangka si mangsa terlalu besar dan terlalu kuat untuk ditaklukkan. Ternyata cuma gelandang berbadan bau busuk. Celakanya lagi ruang kian gelap. Mangsa bereaksi melawan, meronta, menyekap. Sejurus kemudian dia merasa disekap tubuhnya oleh mangsa. Bau busuk menyengat dari tubuh mangsa yang nampaknya tak pernah mandi. Tiba-tiba dia menyadari telah salah sasaran. Tapi terlambat, si mangsa tak membiarkan dia lepas.
Si Item panik...
Meronta dia sekuat tenaga hendak lari melepaskan diri. Tapi sial, makin meronta makin kuat dekapan tangan dan kaki si mangsa. Dia pun kelojotan, meronta-ronta terus.
"UGH.UGH.UGH...AARRGGHHH.. GUE BUNUH LOE!!!"
Si mangsa tak kalah menahan sakit luar biasa. Merasa bagaikan ada puluhan tangan dan kaki mengoyak-oyak tubuhnya. Sakit, ngilu, bising, panik, semua campur aduk dalam geram dan pergumulan untuk saling bunuh. Dia menahan sakit yang kian menggila, dua tangannya menahan kepala. Gelisah menggerayangi, sementara keringat dingin merembes ke luar sekujur punggung, merayap ke tengkuk.
"UGH.UGH.UGH...AARRGGHHH.. GUE BUNUH LOE!!!"
Kehabisan tenaga, Si Item kian tak berdaya dalam jeratan si mangsa. Lalu melipatgandakan daya dobrak. Seluruh tubuhnya bergelinjang hebat melawan ancaman maut. Sialnya makin meronta makin tenggelam tubuhnya ke tubuh mangsa. Upaya terakhir dengan kekuatam penuh, seliar-liar cara. Ada gigigitan, ada cakaran, ada tendangan, ada bantingan, ada tikaman, ada jeritan.
Tapi, ooh... Bau busuk racun menyumbat napasnya, mencekik lehernya, melemaskan kaki-tangannya, menghembuskan asap kematian. Dia menghitung detik-detik kematian konyol seraya terus meronta sejadi-jadinya, menjerit sekeras-kerasnya. Mengamuk seliar-liarnya.
"SAAAAKIIIIITTTT!!!! SROK. SROK. SROK. CESSS...HEKK."
^
^
^
^
Seekor semut hitam mati terkulai di ujung korek kuping, yang penuh tahi kuping, yang baru selesai menciduk "teroris" di lorong lubang kuping.
"Duh, kasian... Mangkanya lain kali jangan maen embat aja, ya..." ujar Jokerseh kepada mayat Si Item sembari menahan sisa-sisa nyeri di lubang kuping kiri.
:::
dongeng dan humor serial "Jokerseh" dan #Planet Kenthir by Ragile
www.kompasiana.com/ragile (alamat postingan terkait)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H