Mohon tunggu...
Ragile (Agil)
Ragile (Agil) Mohon Tunggu... Administrasi - seorang ayah yang kutu buku dan pecinta damai antar ras, agama, dan keyakinan

"Tidak penting SIAPA yg menulis, yg penting APA yg ditulis" (Ragile 2009). Pendiri #PlanetKenthir. Pro #Gusdurian. Lahir: 1960. Kuliah Sastra Inggris. Gawe Software Komputer ; Keuangan. Nama: Agil Abdullah Albatati (Engkong Ragile). FB: Agil Abd Albatati. Twitter: @KongRagile. Alamat: Kemang Jakarta Selatan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Poppy Dharsono Beberkan Soal Moerdiono Dan Aktifitas Sosial-Politik

20 Juni 2011   12:48 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:20 1878
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

[caption id="attachment_115294" align="aligncenter" width="604" caption="Poppy Dharsono"][/caption] Lagi santai masuklah Inbox Message: "Sebagai anggota DPD saya sudah merasa terganggu sekali dengan pemberitaan bohong di berbagai media akhir-akhir ini. Masyarakat konsituen saya di Provinsi Jawa Tengah akhirnya banyak yang bertanya-tanya tentang gosip tersebut bukan lagi bagaimana merumuskan program dan mencari solusi bersama terhadap permasalahan yang dihadapi di daerah...". Demikian bunyinya dari akun Rumah Aspirasi Poppy Dharsono ke akun saya pada tanggal 15-Juni-2011. Wah, ini menarik. Ingin tahu apa sebetulnya yang terjadi sekitar Poppy Dharsono dalam katitannya dengan mantan Mentri Sekretaris Negara Moediono? Saya (penulis) percaya pembaca telah mengetahui kasak-kusuk dan rumor tentang artis-politisi Poppy Dharsono yang dikabarkan telah nikah dengan mantan mentri Orde Baru yaitu Moerdiono. Sangat ramai sejak Maret 2011. Kali ini saya ajak pembaca untuk mengetahui sisi lain dari sosok perempuan multi talenta. Sisi-sisi kehidupannya yang layak dicermati bagi Anda yang suka cari tau dan ingin tau: What-Who-How-Why. Terlahir dengan nama Lengkap Poppy Susanti Dharsono di Garut Jawa Barat pada 8 Juli 1951, dari pasangan Lander Dharsono dan Siti Sumiyartini, Poppy  dikenal publik sebagai salah seorang fashion desainer senior papan atas, model, artis dan selebritis selama lebih dari 30 tahun. Dia juga  pengusaha sukses. Babak berikutnya dia terjun untuk mengikat komitmen dengan usaha kecil dan menengah (UKM). Perlu dicatat, kemapanan ekonomi-sosial Poppy, menurut pengakuannya, diraih sebelum jumpa untuk mengikatkandiri dengan Moerdiono. Dikutip dari interview dengan Tabloid Bintang yang dipublish pada 29-maret-2011, beberapa hal dibeberkan Poppy untuk meluruskan kasak-kusuk tentang dirinya, beberapa di antaranya sbb: 1) Mengenai situasi pernikahan Moerdiono-Muryati, Poppy bersaksi: "... Ingat, saya pun baru tahu persoalan rumah tangganya setelah ada testimoni dari orang-orang terdekatnya. Lebih kaget lagi, beliau sudah keluar rumah dari tahun 1975. " (catatan penulis: Jika demikian maka Moerdiono secara defacto telah pisah dengan Muryati sejak 1975). 2) Mengenai pemberitaan heboh Poppy-Meordiono, Poppy menjawab: "Maaf, enggak bisa saya sebutkan di sini. Tapi melihat pola dan beberapa orang yang bicara, saya paham betul dari mana semua itu berawal." 3) Keputusan nikah dengan Moerdiono, Poppy menjawab: " Tahun 1998. Waktu itu ayah saya yang jadi Bupati Ternate dan ibu saya sering datang ke sini. Dan suatu hari ada seorang ulama asal Gorontalo yang datang ke sini. Mereka bertemu dengan saya dan Pak Moer yang sedang main ke sini (Pondok Indah). Orangtua saya dan dia menyarankan saya agar meresmikan hubungan saja, agar tidak mengundang fitnah dan setelah itu bebas ke mana-mana. Kami pun menikah pada 14 Oktober 1998 hanya dihadiri keluarga terdekat: orangtua saya, termasuk ulama asal Gorontalo yang bernama Pak Ramli Dai, dan istrinya. Tapi ini hanya konsumsi keluarga saja. Ya kami menikah secara siri. Bagi saya, adalah sah secara agama Islam. Saya hanya ingin sah dan terhormat di keluarga saya. Jadi kalau ada yang bilang saya menikah pada 2010 itu enggak betul sama sekali." 4) Mengenai usaha dan harta, Poppy menjawab: " Atas dasar apa mereka bicara seperti itu? Sebelum bertemu Pak Moer pun saya sudah jadi pengusaha. Semua investasi di perusahaan saya, enggak ada hubungannya dengan Pak Moer. Sangat tidak mendasar kalau remeh-temeh seperti butik masih di-support Pak Moer. Ini penghinaan yang luar biasa yang saya alami. Apalagi dikatakan saya ingin menguasai harta Pak Moer. Itu tidak benar sama sekali." 5) Tentang cerita Yoso Diningrat yang menyudutkan, Poppy menjawab: " Ceritanya panjang. Intinya, dia marah sama saya karena saya enggak mau menandatangani draft surat wasiat yang dia susun tapi ditolak Pak Moer. Pak Moer menolak menandatanganinya. Dalam kontrak disebutkan, Henry meminta fee sebesar 2 miliar rupiah dan 15 persen dari total kekayaan Pak Moer, jika berhasil menggolkan gugatan cerai Pak Moer. Padahal Pak Moer, kan tidak begitu. Dia justru akan tetap membagi harta dengan istrinya. Ini yang membuatnya marah." Kontroversi Nikah Siri Di luar itu semua adalah menarik untuk disimak bahwa Poppy tergolong berani ambil langkah kontroversial ketika memutuskan untuk nikah siri dengan Moerdiono pada tahun 1988. Pada saat itu nikah siri belum menjadi isu besar, namun menjadi besar sejak 2007 ketika Pemerintah hendak mengkriminilasikan nikah siri dengan denda sekitar 500 juta Rupiah. Umat Islam pada umumnya menolak langkah pemerintah meskipun mendukung langkah minimalisir nikah siri. Sekedar mengingatkan bahwa nikah siri adalah nikah sah secara hukum Islam (halal) tapi tidak legal menurut Administrasi Negara Indonesia. Gampangannya nikah siri adalah nikah yang tidak tercatat di Administrasi Negara tapi samasekali tidak melanggar hukum Islam, tidak ada silang pendapat dalam hal ini di antara para ulama. Oleh karena itu banyak yang melakukan, terutama di kampung-kampung. Bahkan mantan Presiden Soekarno pun pernah melakukkannya. Bagi umat non-Islam wajar jika tidak memahami hal itu, namun nampaknya sok tau amat deh jika menyamakan nikah siri dengan samen-leven, free-sex, kawin kontrak. Apalagi jika antusias menyalahkan pihak perempuan jika terjadi hal-hal yang tidak beres, sementara sesungguhnya justru pihak perempuan yang dirugikan jika pihak lelaki menyangkal kemudian lari dari tanggung jawab dengan memanfaatkan ketiadaan bukti formal dalam bentuk buku nikah. Bahwa pemerintah dan aparat terkait sangat antusias melarang nikah siri dapat dimengerti karena akan membunuh pundi-pundi pemasukan negara: biaya nikah di KUA, biaya cerai di PA, ijin nikah dari RT-RW-Lurah, income menggiurkan buat para penghulu. Semuanya uang, uang, dan uang dalam bilangan sekian kali lipat dari tarif resmi. Dan bahwa nikah resmi (oleh KUA) adalah demi kepastian hukum waris dan perlindungan hak istri dan anak juga  benar. Namun sulit untuk disangkal bahwa motif ekonomi sangat kental turut bermain dalam perkara ini. Masuk akal jika banyak ulama menanggap kriminilisasi nikah siri adalah wujud intervensi negara secara terang-benderang ke dalam kehidupan private kaum beragama. Ironis, perhelatan nikah yang dikatakan sakral memenuhi syarat agama justru full mark-up dan pemerasan yang sangat terang-terangan oleh wajah-wajah manis berjubah agama. Tak mengherankan jika sebagian umat melakukan perlawanan dengan caranya masing-masing. Khusus mengenai buku nikah, penulis masih ingat ketika bekerja di Grup Hotel Bintang 3 di Jakarta Pusat, baru tahu betapa marahnya tamu hotel Negara Arab dan India jika ditanya buku nikah karena ternyata di negeri mereka tidak kenal buku nikah. :: Resiko Politisi Dan Konflik Dengan Penulis Itu Sebagai selebritas yang kemudian terjun ke dunia politik praktis adalah sangat wajar jika melahirkan kawan dan lawan atas dasar kepentingan politik. Poppy sepenuhnya menyadari hal itu. Dalam inbox-nya kepada saya tanggal 16-jun-2011 dia menggambarkan seorang penulis yang gencar mengusik kehidupan pribadinya, seorang penulis yang katanya sudah lama konflik dengannya, sbb: " Kepentingan "XXX" (maaf sensor oleh penulis) cukup jelas dia perlu bargain position terhadap tokoh politik yang ingin didekati dengan membuat tulisan2 yang kelihatan keras dimata pembaca tetapi dibelakang hal yang dia tulis dia melakukan gerilya politik untuk mendapat simpati dan tentu saja ujung2nya adalah alasan ekonomi semata...semoga bp Agil bisa memahami karakter wartawan tersebut silakan baca kembali sejarah dia..." Dari Fashion Show Menuju UKM (Usaha Kecil Menengah) Apapun yang sedang dihadapi Poppy belakangan ini adalah layak untuk disimak kembali prestasi-prestasi yang pernah diraihnya, bejibun jumlahnya ( lihat di sini: Rumah Aspirasi Poppy Dharsono di Rapod.net), hanya segelintir perempuan Indonesia yang mampu menyamainya. Di antaranya adalah: FASHION SHOW
 Sejak 1977 secara rutin menyelenggarakan dengan mengangkat bahan-bahan tradisional Indonesia (Batik, Songket, Lurik dll) di Jerman (Duesseldorf, Frankfurt, Berlin), Amerika Serikat (Los Angeles, New York, Chicago, San Fransisco), Singapura, Belgia (Bruseels), Perancis (Paris), Kanada (Montreal), Belanda (Amsterdam, Roterdam), Jepang (Tokyo, Osaka), Swedia (Stockholm), Cekoslovakia (Praha), Malaysia (Kuala Lumpur), Bangladesh (dhaka), Australia (Sydney, Melbourne), RRC (Beijing), dan juga didalam negeri (Jakarta, Solo, Sanur-Bali, Nusa Dua – Bali. Disusul dengan aktvitas bertaraf nasional dan internasional sbb: 1. Ketua Delegasi Misi Dagang Indonesia ke Tokyo (1991) dan New York (1992) 2. Konferensi Internasional tentang “Pencarian Konsep–konsep Baru dan Inovatif untuk Promosi Usaha Kecil” Sinagpura (1992) 3. Ketua delegasi Misi Pameran Kerajinan Indonesia ke Erba, Italia (1994) 4. Misi Promosi Pariwisata DKI Jakarta ke New York, Chicago, Los Angeles, (1995) 5. Pembicara “Pembangunan Usaha Kecil Indonesia” APEC Forum, Toronto, Kanada (1996) 6. Misi Promosi Pariwisata DKI Jakarta ke San Fransisco dan Seattle (AS) dan Vancouver (Kanada), (1997) 7. Pembicara, “Dialog Trend Mode Batik Trend Mode 2006″ di Festival Batik Pekalongan 2005, Pekalongan, Jawa Tengah (2005) Tak pelak  bahwa di usianya yang menanjak 60 tahun Poppy Dharsono adalah sosok dan pribadi perempuan Indonesia yang menarik, sama menariknya dengan kasak-kusuk di sekitar kehidupan private dan aktifitas publik, seorang tokoh publik yang kadang dituntut harus sempurna dalam segala  sisi kehidupannya. *** by Ragile 20-jun-2011 Kompasiana: http://www.kompasiana.com/ragile Facebook     : Agil Abd Batati

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun