[caption id="attachment_90919" align="aligncenter" width="642" caption="Prof.Barry Rubin (doc Radio Free Europe Radio Liberty))"][/caption] Tokoh penting yang satu ini nyaris tidak dikenal di jagat Indonesia. Padahal dialah salah satu pemasok info, status, image, persepsi, dan penilaian terhadap tokoh-tokoh penting dunia sebagai referensi. Semua berkat dukungan jaringan luas media massa utama dunia. Setidaknya issue penting jagat politik terpengaruh oleh masukan dari Prof.Barry Rubin yang menduduki jabatan editor MERIA(Middle East Review of International Affairs ) dan direktur GLORIA (Global Reasearch in International Affairs Center). Nama Barry Rubin sangat akrab ketika membahas politik Timur Tengah, dan gerakan antiteror. Tapi, sebagai sosok demokratis dan intelektual, mengapa tidak suka dengan revolusi demokratis di Semenanjung Arab? Dan mengapa media Barat sejalan dengan kecemasan Rubin Barry? Sebagai guru besar pada Interdisciplinary Center (IDC) di Herzliya Israel, Rubin meyakini bahwa kultur Barat dan Arab sangat beda dalam memaknai demokrasi. Barat memaknai demokrasi sebagai kehendak rakyat dalam mengelola kehidupan bersama dalam berbangsa dan bernegara. Sedangkan Arab memaknai demokrasi sebagai kesempatan (pintu masuk) untuk merebut kursi kekuasaan oleh kekuatan radikalisme agama (model Imam Khomeini di Iran tahun 70an) dan radikalisme etnis ( model Gamal Abdul Nasser di Mesir tahun 50an). Dengan sudut pandang demikian maka Barry tidak pernah percaya bahwa kehidupan demokratis akan tumbuh dan terpelihara di Jasirah Arab. Air bah demokrasi di Arab 2011 diyakini Barry akan berdampak sangat negatif. Yaitu melemahnya kontrol Amerika atas Timur Tengah dan bangkitnya kekuatan Dunia Islam. Disusul terancamnya Israel dari terputusnya perjanjian-perjanjian terdahulu dengan penguasa Arab sebelumnya. Barry Rubin menduduki posisi strategis di GLORIA dan MERIA, keduanya penopang kebijakan politik Israel, dan tak mengherankan jika sudut pandang Rubin cenderung anti Islam dan anti Arab. Buah pemikirannya dijadikan masukan untuk anggota senat dan pelobi di Gedung Putih Amerika. Barry Rubin dkk merasa nyaman dan terjamin kepentingan Barat jika semenanjung Arab dikuasai oleh Kerajaan, Kesultanan dan rezim tangan besi semacam Husni Mubarak dan Raja Abdullah. Dan karena pemerintah Presiden Barrack Obama dianggap terlalu toleran dengan dunia Islam maka dia meyakini bahwa Washington telah salah jalan menuju kehancuran Barat dan ketidakpastian masa depan Israel pasca revolusi demokrastis Arab. Dalam sebuah interview Barry Rubin menganjurkan agar orang seperti Husni Mubarak dipertahankan sebagai penguasa Mesir di belakang layar. Dan menyakini bahwa revolusi demokratis rakyat Arab tidak pernah ada, termasuk di Mesir 2011. Dalam hal ini klaim Rubin sangat bertentangan dengan penilaian analis asal Arab dan Eropa bahwa revolusi Mesir adalah kehendak pemuda rakyat - tanpa warna dan tanpa ideologi serta bukan karya kelompok Ikhwanul Muslimin (Muslim Brotherhood). Senin lalu Profesor Barry Rubin menulis dalam blog pribadinya yang kemudian disebar ke harian Jerussalem Post dan American Thinker (sebuah lembaga think-thank). Diketahui bahwa pengikut setianya sekitar 3000 mailing list tersebar ke seluruh dunia. Rubin menegaskan bahwa bukanlah Osama bin Laden dkk yang paling berbahaya, tapi kebangkitan islam di bawah pengaruh Syech Yusuf Al Qaradawi ( ulama besar dari Mesir yang kini hidup di pangasingan Qatar). Profile Barry Rubin:(wikipedia) Prof.Barry Rubin adalah seorang penulis produktif dalam dunia politik, di antarannya: "Hating America: A History" (2004), "Loathing America" (2004), "The Muslim Brotherhood". Relasi : Council on Foreign Relations/National Endowment for the Humanities International Affairs Fellow; U.S. Institute of Peace, Harry Frank Guggenheim Foundation, and Leonard Davis Center grantee; a Senior Fellow at the Washington Institute for Near East Policy, Johns Hopkins University Foreign Policy Institute, Georgetown University Center for Strategic and International Studies. Pembicara tamu program televisi: This Week with David Brinkley, Nightline, Face the Nation, The MacNeil-Lehrer NewsHour, The Larry King Show, dll pada jaringan televisi Amerika CBS News, CNN, Fox News, MSNBC. Penulis essai media massa: La Vanguardia (spanyol) the Frankfurter Allgemeine Zeitung ( German), The National Post and The Globe and Mail in (Canada); La Opinión, Liberal Forum, and Limes (Italy); The Age, The Australian, The Sydney Morning Herald, The Australian Financial Review (Australia); Zaman, Referens, Radikal ( Turki), The Pioneer (India), Jerusalem Post (Israel). ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H