[caption id="" align="aligncenter" width="318" caption="Yusuf Qaradawi (dok wikipedia)"][/caption]
Setelah mengeluarkan fatwa kontroversial yang menyerukan penembakan kepada Presiden Libia Moammar Khaddafi, kemarin Yusuf Qaradawi menjawab seputar masa depan Mesir. Nampaknya tanggapan ditujukan kepada seluruh dunia yang mencurigai agenda politik Islam radikal dengan Yusuf Qaradawi berada di pucuk pimpinan. Yusuf Qaradawi (84) adalah ulama besar terpopuler abad ini dan ketua Persatuan Ulama Islam Seluruh Dunia. Kepulangannya dari pengasingan 30 tahun di Qatar ke Mesir menggemparkan dunia politik yang memanas di semenanjung Arab.
Kabar kepulangannya di sini: Kepulangan Yusuf Qaradawi Mencemaskan Barat Akan Radikalisme Islam
Kemaren 22-feb-2011 kepada reporter dari situs Onislam beberapa poin penting telah diklarifikasi, termasuk masalah Ikhwanul Muslimin, sbb:
1) Bahwa televisi pemerintah Mesir membatalkan acara bertajuk "Mesir Hari Ini" khusus untuk menampilkan dirinya - pembatalan diduga karena fatwa kemarin terlalu keras dan menimbulkan kegaduhan dan otoritas Mesir tidak ingin terbebani.
2) Bahwa dia secara total menentang bentuk negara agama (teokrasi).
3) Bawa Yusuf Qaradawi sudah lama meninggalkan Ikhwanul Muslimin (Islam Brotherhood), tidak bersedia bergabung dengan kelompok apapun, tapi ingin berbakti untuk seluruh rakyat negeri Mesir.
4) Bahwa dia kembali ke pengasingan di Qatar untuk melanjutkan proyek ilmiah - sudah 30 tahun di Qatar setelah diusir oleh Presiden Mubarak.
Tentang Fatwa Libya
Sejak Libya bergolak hingga kemarin tak kurang 400 nyawa demonstator melayang karena Khaddafi mengeluarkan perintah tembak mati, dikabarkan menyewa tentara bayaran dari negeri Afrika lain untuk melumpuhkan demonstrasi anti Khaddafi yang telah berkuasa lebih dari 40 tahun sejak dia merebut istana melalui kudeta bedarah. Dalam konteks ini Yusuf Qaradawi kabarnya mengeluarkan fatwa politik untuk melawan pembantaian oleh Khaddafi bila perlu dengan membunuhnya. Hal ini tidak dia lakukan kepada Husni Mubarak, melainkan hanya dengan seruan agar Mubarak mundur dan anak Mubarak jangan mencalonkan diri jadi Presiden.
Tentang Ketakutan Barat
Sejak Jumat lalu kepulangan Yusuf Qaradawi memaksa dunia menyorot masa depan revolusi Mesir. Dunia Barat pada umumnya sangat curiga bahwa radikalisme dan ekstrimisme Islam akan mendompleng. Selama ini ulama top tersebut sangat keras dalam membela Palestina untuk merdeka dari Israel. Katanya melawan gerakan Zionis Israel yang mencaplok Palestina namum tetap bersahabat dengan warga Israel. Mungkin maksudnya membedakan warga/rakyat dari kebijakan penguasa Israel.
Tidak semua analis Barat meyakini Yusuf Qaradawi adalah "godfather" Ikhwanul Muslimin. Misalnya dari Israel yaitu Meir Hatina ( specialist in political Islam dari Hebrew University Jerusalem) mengatakan kemarin bahwa sangat tidak akurat mengaitkan Yusuf Qaradawi dengan Ikhwanul Muslimin karean dia dikenal independen dan tidak terikat dengan lembaga/organisasi agama manapun ( #the middle east news source).
Tahun 2004 Ikhwanul Muslimin pernah meminta agar Yusuf Qaradawi menjadi pembina namun ditolak dengan alasan tidak berminat menjadi milik kelompok tertentu. Lagi pula sudah lama putus. Namun sebagian besar jurnalis Barat mengecapnya mentor ikhwanul Muslimin, ekstrimis, anti semit, anti barat. Sebagian analis Barat menandai kiprah ulama-intelek yang kharismatik tsb adalah anti tesis dari Islam garis keras Al-Qaeda dll. Bahkan sebagian analis eropa mengapresiasi revolusi rakyat Arab 2011 sebagai "clear signal" kebangkrutan idiologi kekerasan atas nama agama.
***
Ragile 23-feb-2011
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H