Rakyat tumpah ruah ke jalan-jalan kota utama Mesir. Bergandengan tangan untuk kemerdekaan rakyat dari tirani 30 tahun Presiden Husni Mubarak agar lepas dari kemiskinan, korupsi, dan keterpurukan negeri peninggalan Nabi Musa, Raja Firaun, dan Si jelita Cleopatra. Yel-yel revolusi anti pemerintah diiringi gema puisi patriotik dari negeri tetangga yaitu Tunisia yang sukses menumbangkan Presiden Ben Ali. Ya, sebuah puisi, ini dia ini terjemahan bebasnya dari puisi “Ala Thoghut Al Alam” (Kepada Tirani Dunia):
*
“KEPADA TIRANI DUNIA”: Hey kamu, tirani culas// Kamu pecinta kegelapan// Kamu musuh kehidupan// Luka orang tak bersalah kamu tertawakan// Darah mereka kamu genggam// Lalu kamu berjalan pamerkan pesona// Tumbuhkan bibit derita di tanah mereka// Tunggu, jangan biarkan musim semi, langit cerah dan fajar pagi mengelabuimu// Karena kegelapan, gelegar guntur, dan hembusan angin menghampirimu dari cakrawal// Waspadalah ada bara api di balik debu// Siapa tumbuhkan duri akan menuai luka// Kamu telah mencopot kepala orang dan bunga-bunga harapan// Dan menuangkan luka di pasir dengan darah dan air mata hinga kepayang// Sungai darah akan menyapu kamu dan kamu akan dipanggang api bergelombang.(oleh: Abu Al-qasim Al-shabbi, 1909-1934).
Joe Ribakoff, seorang profesor entropy organization pada the Chelm Institute of Technology, menulis di examiner.com bahwa Gerakan Pemuda 6 April atau Gerakan 6 April didirikan sejak 2008. Misinya adalah untuk perbaikan nasib buruh dan reformasi konstitusi agar full demokrasi. Gerakan politik tersebut dipimpin oleh Ahmed Maher dan mengidolakan Muhamed Elbaradi untuk memimpin Mesir. Rusia menduga bahwa gerakan 6 April sempat disokong oleh parlemen Amerika (menurut wikileaks) untuk menjamin transisi demokrasi di Mesir pasca Pemilihan Umum 2011. Basis gerakan adalah komunitas di Facebook. Tak kurang dari 80000 faceboker menjadi pelanggan.
Ketika gerakan protes massa sedang membara di Alun-Alun Tahrir Kairo datanglah pejabat militer menghampiri kelompok Gerakan 6 April untuk membubarkan diri. Tak bergeming. Kemarahan dan kemuakan rakyat Mesir kepada Mubarak sudah mencapai puncak. Ghonim ditunjuk rekan-rekannya untuk bernegosiasi dengan aparat. Sebuah video amatir menyimpan rekaman kepergian seseorang mirip Ghonim dengan aparat militer. Mereka berjalan dan lenyap di balik dinding dan kepulan asap. Sunyi. Sejak itu Ghonim lenyap tak berbekas.
Dalam keadaan cemas Istri Wael di kota Dubai mengangkat gagang telpon, sebuah suara dingin menusuk ke dalam lubang kuping : “Ghonim sedang diberi pelajaran”.
*) a tribute to Bisry Ichwan and Wael Ghomin for their great effort and struggle for nations
*) sumber: al jazeera, los angeles times, tempointeraktif
*
Salam Tuljaenak
RAGILE 07-feb-2011
*
Postingan sebelumnya :