Mohon tunggu...
Ragile (Agil)
Ragile (Agil) Mohon Tunggu... Administrasi - seorang ayah yang kutu buku dan pecinta damai antar ras, agama, dan keyakinan

"Tidak penting SIAPA yg menulis, yg penting APA yg ditulis" (Ragile 2009). Pendiri #PlanetKenthir. Pro #Gusdurian. Lahir: 1960. Kuliah Sastra Inggris. Gawe Software Komputer ; Keuangan. Nama: Agil Abdullah Albatati (Engkong Ragile). FB: Agil Abd Albatati. Twitter: @KongRagile. Alamat: Kemang Jakarta Selatan

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Kompasiana Kini Menggairahkan, Dulu Menyebalkan

31 Januari 2011   07:46 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:02 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="" align="aligncenter" width="457" caption="Kompasiana.com"][/caption] Siapa bilang Kompasiana dulu lebih baik dari sekarang dan apa pula parameternya? Semua penilaian itu sangat subyektif adanya. Karena bertitik tolak dari kepentingan masing-masing di dalam social blog ini. Nanti akan saya buktikan di bawah ini. Namun sebelumnya mohon maaf saya tidak menemukan judul yang tepat sehingga langsung tulis yang tersimpan di hati sejak Mei 2009 ngeblog di Kompasiana. "ORANG TUA CENDERUNG MEREMEHKAN ANAK MUDA". Pribahasa ini berlaku pula di dunia tulis menulis. Penulis lama membanggakan masa jayanya sekaligus meremehkan kejayaan generasi berikutnya. Seakan betapapun unggulnya generasi baru tak pernah mampu mengungguli generasi sebelumnya. Dalam hal Kompasiana saya perhatikan dinamika interaktif sebagai berikut.: 1) Kompasiana lama dipenuhi debat tentang tokoh, kelompok dan parpol. Yang terjadi adalah gontok-gontokan untuk mendukung atau menolak tokoh, sambil "memperbudak diri" kepada tokoh, kelompok dan parpol. Sebagai "ancer-ancer" jaman Kompasiana lama berakhir sejak ulang tahun kedua yaitu Oktober 2010. Bisa dikatakan semua sebagai imbas dari perseteruan politik pada ajang PEMILU 2009. 2) Kompasiana baru lahir dengan pertarungan ide, ideologi, bahkan imaginasi. Satu-satunya hal yang menghambat adalah gangguan teknik selama masa upgrade and maintenance system oleh IT. Jelas bahwa pertarungan ide lebih bermutu, lebih keras dan tajam. Dan (jangan lupa) bikin gerah kawan kawan yang ingin nyaman minus debat panas yang menyedot perhatian tapi tak mungkin dihidari. [caption id="attachment_74126" align="aligncenter" width="418" caption="Nulis aja koq ribet..."]

12903604961091256689
12903604961091256689
[/caption] Bagi saya ( ini juga penilaian subyektif, boleh juga sebagai pembenaran daripada ngaku ngaku tau kebenaran ) ini adalah kemajuan sangat signifikan bahwa kompasianer telah menuju track yang mempesona dalam ranah opini: yaitu menawarkan ide, bukan menawarkan tokoh! Bukti-bukti pengamatan pribadi saya bisa Anda pelajari pada postingan jaman "Kompasiana Lama". Anda akan temukan perdebatan seru di sana hanya berpusar pada tokoh dan tokoh, parpol dan parpol. Sebaliknya "Kompasiana Baru" justru, anggap saja by accident, menawarkan gagasan gagasan untuk dibahas dan diuji. Sepakat atau tidak sepakat itu lain lagi masalahnya. Bahwa kemudian berdampak ada kompasianer datang dan pergi adalah lumrah. Anggap saja seleksi alam. Ini cuma perkara eksistensi koq. Semua ada masanya. Yang tidak tahan dengan perubahan pasti tergilas oleh roda jamam. Yang pergi tak perlu ditangisi karena ribuan bibit baru bermunculan dengan sedelah spirit baru dan darah segar. Apalagi pendatang baru kebanyakan anak muda, siplah kalau begitu, masa depan ada di tangan generasi muda. Di tangan kalian. Saya yang sudah 51 tahun belajar memahami aspirasi anak muda. Agar ikut mengalir. Agar tidak tersundut post power syndrom. Setelah bermukim di Kompasiana selama 20 bulan dengan berat hati saya katakan bahwa DEBAT OPINI di Kompasiana Lama menyebalkan, di Kompasiana Baru menggairahkan. CONGRATULATION FOR A NEW KOMPASIANA. *** Salam Tuljaenak Salam Bergairah Ragile, 31jan2011 *

*

Postingan sebelumnya :

Petualangan Nekad TKW di Amerika (kisah nyata)

*

Postingan kawan  Della Anna :

Penghitungan Keliru Gaji Presiden SBY

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun