[caption id="attachment_204232" align="alignleft" width="300" caption="Melonglong, minta tolong, oh tidaaaaakkkkk!!!!"][/caption]
Halo Tuan Pembela Hukum, Selamat Nyengir!!!
*
*
*
*
*
*
*
*
Ketika klien tuan jelas berbuat mesum,
Tuan bilang cuma mirip-mirip,
Ketika ada yang membuktikan itu asli,
Tuan bilang tidak sah karena yang bicara bukan sarjana,
Aku tanya tuan-tuan....
Apakah yang tahu kebenaran cuma sarjana?
*
Ketika pasien tuan didesak mengaku,
Tuan bilang tidak perlu,
Ketika yang lain sudah duluan mengaku,
Tuan bilang tidak perlu,
Aku tanya tuan-tuan...
Sejak kapan klien Tuan haram jujur mengaku?
*
Waktu berdebat dengan nenek-nenek pejabat,
Tuan mengandaikan si nenek bikin rekaman mesum dengan suaminya,
Tuan mengandaikan rekaman itu kemudian diambil pembantu si nenek,
Tuan berharap si nenek sama bobroknya dengan klien tuan,
Aku tanya Tuan-tuan...
Klien Tuan harus bener dan si nenek harus dicekik sampai klenger?
*
Waktu debat dengan bapak-bapak pejabat,
Tuan nerocos apakah bapak pejabat adalah sarjana hukum?
Waktu si pejabat menunjukan huru-hara akibat perbuatan klien tuan,
Tuan melarang si pejabat karena bukan sarjana hukum,
Aku tanya Tuan-Tuan…
Apakah yang boleh bicara hukum cuma sarjana hukum?
Apakah hendak diserahkan ke tangan-tangan tuan-tuan?
Sorry yach, kami tak percaya tuan-tuan!!!
*
Akh, tuan-tuan…
Klien tuan boleh lolos dan nyengir,
Biarkan kami ketok palu sepanjang jalansepanjang sejarah,
Klien-klien sialan, serigala hukum sialan, gunung semut menggerayang...!
*
Jutaan pasang mata merekam,
Jutaan hati mencatat longlongan,
Jutaan mulut meludah api,
Dengan pasti… Dengan gemas… Dengan muak…
“Cuhhh!!! Aku ingin me…….mu!!!”
*
*
*) judul ini terinspirasi status facebook kompasianer Santi Imoet beberapa bulan lalu.
Salam tuljaenak,
Ragile, 25-jul-2010
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H