Jelang bulan puasa ramadhan ini kita dihebohkan dengan berita tentang tokoh alam nyata dan alam maya. Abu Bakar Baasyir dan Habib Riziek (pimpinan FPI) mewakili dunia nyata. Dewa Klasik Alexander mewakli dunia maya. Dengan nuansa beda jauh tapi ada benang merah yang nyambung antara ketiga sosok tersebut. Yaitu kultus individu dari para pengikutnya. Para fans begitu memuja sedemikian rupa sehingga yakin bahwa sang idola adalah setara wakil tuhan di muka bumi yang selalu benar, tak mungkin salah, mustahil berbuat jahat.
*
Pada saat yang sama ketiga tokoh tersebut bisa jadi malah menikmati kebodohan para pemujanya. Misalnya dengan menandaskan bahwa diri mereka berjuang semata untuk mengikuti kehendak Tuhan. Dan siapapun yang melawannya adalah sama saja melawan Tuhan. Itulah kesan yang saya tangkap dari perilaku mereka.
*
Di sinilah kita harus jeli dan menahan diri agar selalu ingat bahwa mereka semua adalah manusia. Manusia biasa yang tak setara dengan orang suci, tak setara dengan nabi, tak setara dengan rasul, tak sepadan dengan malaikat, apalagi dengan Tuhan.
*
Oleh karena itu jika mereka berbuat baik marilah kita sokong dan puji. Dan bila melenceng dan melanggar hukum marilah kita sadarkan, ingatkan, bila perlu hukum setimpal dengan seadil-adilnya. Ini negara hukum RI, bukan negara agama. Dilarang menipu, dilarang maen hakim sendiri, tak boleh tindak kekerasan berdalih agama, apalagi teror dengan dalih agama.
STOP KULTUS INDIVUDU!!! Mereka manusia biasa. Sama seperti kita. Jangan takut.
*
*
TAMBAHAN (update after published)