Mohon tunggu...
Ragile (Agil)
Ragile (Agil) Mohon Tunggu... Administrasi - seorang ayah yang kutu buku dan pecinta damai antar ras, agama, dan keyakinan

"Tidak penting SIAPA yg menulis, yg penting APA yg ditulis" (Ragile 2009). Pendiri #PlanetKenthir. Pro #Gusdurian. Lahir: 1960. Kuliah Sastra Inggris. Gawe Software Komputer ; Keuangan. Nama: Agil Abdullah Albatati (Engkong Ragile). FB: Agil Abd Albatati. Twitter: @KongRagile. Alamat: Kemang Jakarta Selatan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

STOP KULTUS INDIVIDU Abu Bakar Baasyir, Habib Riziek dan Dewa Klasik Alexander

11 Agustus 2010   09:06 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:08 981
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jelang bulan puasa ramadhan ini kita dihebohkan dengan berita tentang tokoh alam nyata dan alam maya. Abu Bakar Baasyir dan Habib Riziek (pimpinan FPI) mewakili dunia nyata. Dewa Klasik Alexander mewakli dunia maya. Dengan nuansa beda jauh tapi ada benang merah yang nyambung antara ketiga sosok tersebut. Yaitu kultus individu dari para pengikutnya. Para fans begitu memuja sedemikian rupa sehingga yakin bahwa sang idola adalah setara wakil tuhan di muka bumi yang selalu benar, tak mungkin salah, mustahil berbuat jahat.

*

Pada saat yang sama ketiga tokoh tersebut bisa jadi malah menikmati kebodohan para pemujanya. Misalnya dengan menandaskan bahwa diri mereka berjuang semata untuk mengikuti kehendak Tuhan. Dan siapapun yang melawannya adalah sama saja melawan Tuhan. Itulah kesan yang saya tangkap dari perilaku mereka.

*

Di sinilah kita harus jeli dan menahan diri agar selalu ingat bahwa mereka semua adalah manusia. Manusia biasa yang tak setara dengan orang suci, tak setara dengan nabi, tak setara dengan rasul, tak sepadan dengan malaikat, apalagi dengan Tuhan.

*

Oleh karena itu jika mereka berbuat baik marilah kita sokong dan puji. Dan bila melenceng dan melanggar hukum marilah kita sadarkan, ingatkan, bila perlu hukum setimpal dengan seadil-adilnya. Ini negara hukum RI, bukan negara agama. Dilarang menipu, dilarang maen hakim sendiri, tak boleh tindak kekerasan berdalih agama, apalagi teror dengan dalih agama.

STOP KULTUS INDIVUDU!!! Mereka manusia biasa. Sama seperti kita. Jangan takut.

*

*

TAMBAHAN (update after published)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun