Mohon tunggu...
Ragile (Agil)
Ragile (Agil) Mohon Tunggu... Administrasi - seorang ayah yang kutu buku dan pecinta damai antar ras, agama, dan keyakinan

"Tidak penting SIAPA yg menulis, yg penting APA yg ditulis" (Ragile 2009). Pendiri #PlanetKenthir. Pro #Gusdurian. Lahir: 1960. Kuliah Sastra Inggris. Gawe Software Komputer ; Keuangan. Nama: Agil Abdullah Albatati (Engkong Ragile). FB: Agil Abd Albatati. Twitter: @KongRagile. Alamat: Kemang Jakarta Selatan

Selanjutnya

Tutup

Money

Kiat Merubah Nasib Bagi Pengangguran

11 Januari 2010   09:45 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:31 2648
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Kapan yach pemerintah buka lapangan kerja? Kenapa keluarga tidak mau kasih modal? Duh, punya saudara kaya tidak mau bantu, payah!!! Mungkin itu pertanyaan dan umpatan yang sering terlontar. Dan mungkinkah merubah keadaan? Tidak. Anda sendiri yang mampu merubah nasib dan merubah keadaan. Dengan kekuatan sendiri. Mengharap belas kasihan mahluk hanya meletihkan diri dengan sia-sia dan sakit hati. Bahkan bikin suasana kian runyam. Kian terpuruk. Makin ambruk!

Lalu bagaimana caranya? Pasti ada jalan keluar, kawan. Saya pernah jadi pengangguran beberapa bulan sekitar 10 tahun yang lalu akibat krisis ekonomi dan salah urus perusahaan. Ijinkan saya di sini berbagi pengalaman cari solusi untuk dapat kembali bekerja dan kembali mampu cari nafkah, dan bangkit kembali.

Siapapun Anda saudara-saudaraku semua - pengemis, pengamen, baru lulus sekolah, baru dipecat, lama menganggur- tidak jadi soal. Kesempatan merebut pekerjaan selalu ada. Baik sebagai pegawai, pedagang, maupun wiraswasta. Yang mula-mula perlu diperhatikan adalah kondisi fisik dan kejiwaan Anda sendiri. Selagi kesehatan fisik dan mental terjaga maka semua punya kesempatan yang sama, tak peduli latar belakang pendidikan dan pengalaman.

Berhentilah Mengharap Belas Kasihan Dari Siapapun. Lebih penting Anda mengasihi diri sendiri dengan mencari kesibukan yang produktif dengan peluang maju setinggi mungkin dalam jangka panjang. Tak elok menyalahkan pemerintah, keluarga, saudara, dan handai-tolan. Atau Anda akan abadi di bawah dengan tingkat kesejahteraan yang mengenaskan? Perhatikan, banyak orang yang "betah" di bawah bukan karena tidak ada peluang tapi karena merasa nikmat dengan belas kasihan dari mahluk lain. Merasa nyaman dengan tangan di bawah menerima pemberian dari mahluk lain. Kalo tidak diberi mencak-mencak. Kalo doyan meminta, Kapan mau maju?

Masalahnya Bukan Tidak Ada Pekerjaan, Tapi Anda Banyak Mengeluh, Menolak, Menuntut. Beberapa tahun terakhir saya perhatikan banyak pengangguran akibat salah mengambil sikap. Ada yang ditawari pekerjaan dengan honor sekian tapi ditolak dengan alasan menunggu modal turun dari hasil jual warisan. Modal tidak turun, pekerjaan lenyap disambar orang lain. Ada juga yang ditawari bekerja di dalam kantor tapi ditolak dengan alasan sudah dari dulu suka bekerja di lapangan. Ada juga yang ditawari kerja luar kota dg honor sekian plus fasilitas rumah, tapi ditolak dengan alasan honor kurang besar untuk menutupi beban hutang dan keluarga.

Ada pula yang ditawari berkongsi dagang dengan teman lama di luar kota, tapi ditolak dengan alasan tidak kuat meninggalkan keluarga. Ada lagi yang ditawari pegang sebuah usaha dengan honor memadai tapi juga ditolak dengan alasan tidak biasa bekerja mangkal di satu tempat. Dan ada juga tidak ada pekerjaan karena hartanya dalam bentuk harta tak bergerak dan tidak mau cepat dijual dengan harga miring untuk modal usaha.

Banyak pula yang merasa nikmat dengan mengamen dan tidak berani beranjak naik dengan pekerjaan yang lebih mulia walau dengan pendapatan mula-mula lebih sedikit. Takut ambil resiko.

Singkatnya banyak pengangguran yang diciptakan oleh diri mereka sendiri. Pusing dibikin sendiri. Lalu menyalahkan orang lain atas segala ketidakberuntungannya.

Terimalah Tugas Apapun Dengan Senang Hati. Dalam keadaan menganggur cara paling ampuh adalah mencari kegiatan produktif. Mondar-mandir kesana-kemari, menawarkan diri kepada yang perlu tenaga dan bantuan. Selama Anda gigih pasti kehadiran Anda akan dihargai. Begitu pula dengan tenaga dan ketrampilan Anda.

Begitu ada tugas/pekerjaan terimalah dengan rasa syukur bahwa Anda mulai berguna di mata orang lain. Jangan buru-buru meminta imbalan. Segera kerjakan dengan sebaik mungkin. Imbalan yang pantas akan mengikuti seiiring dengan kemampuan Anda. Seiring dengan meningkatnya kebutuhan majikan/partner kepada Anda. Seiring dengan kepercayaan majikan/partner. Kepercayaan, ini kuncinya.

Itulah yang saya lakukan sepuluh tahun yang lalu. Ada tawaran menangani toko yang jelas jenis pekerjaan yang jauh di bawah level saya sebelum saya bangkrut. Saya terima tawaran tersebut sebagai titik awal untuk merebut kembali kepercayaan. Merebut kembali apa-apa yang hilang. Dan terbukti berhasil.

"Muncul Saja," Kata Woody Allen. Jika merasa susah cari peluang, muncul dan muncul di mana saja. Bahasa agamanya adalah sambung silaturahmi seluas mungkin. Jangan lupa untuk menawarkan diri tenaga dan ketrampilan Anda. Bantulah tugas apapun walau tanpa imbalan. Kegesitan Anda akan diperhatikan orang, dan akan memberikan kesan positif untuk merekrut Anda.

Salah satu bintang Hollywood Woody Allen menganjurkan agar kita muncul dan muncul di mana-mana jika ingin diperhatikan untuk direkrut, sesuai dengan pengalamannya sebelum jadi bintang tenar.

"Bekerjalah Tanpa Upah, Bila Perlu," Kata Paul Arden. Pasti banyak yang suka jika Anda menawarkan diri gratis bekerja. Ini investasi jangka panjang. Anda hanya perlu unjuk gigi kemampuan Anda untuk beberapa saat sebelum majikan/partner tergiur untuk merekrut Anda. Dengan menawarkan diri bekerja gratis Anda langsung diterima tanpa proses penyaringan, sekaligus menyisihkan para pesaing yang mungkin lebih berpengalaman. Imbalan yang pantas akan menyusul dengan sendirinya, di tempat yang sama atau di tempat yang lain.

Yang penting masuk dulu, karena tempat terbatas bukan? Itulah anjuran dari Paul Arden direktur executive Saatchi & Saatchi yang menulis buku laris manis berjudul "It's not how good you are; How good you want to be", dan "What ever you think, Think the opposite" (edisi bahasa Indonesia tersedia).

"Kekuatan Dan kekuasaan Itu Direbut, Bukan Dihadiahkan," Kata Mario Puzzo. Menjadi pengangguran tidak lain adalah tidak berdaya, tanpa kekuatan, dan tanpa kekuasaan. Jika Anda yakin dan gigih merebut kekuasaan berupa pekerjaan yang terhormat, pasti akan tercapai suatu saat. Merebut di sini bukan dalam artian maen sikut, main kasar. Tapi merebut dengan cara elegan yaitu dengan unjuk kemampuan dan ketrampilan sedemikian rupa sehingga memaksa orang untuk butuh Anda.

Jika Anda pernah baca novel The God Father atau menonton filmnya yang hebat itu maka Anda akan mendengar sabda si pengarang Mario Puzzo, "Power is taken, not given" (kekuasaan direbut, bukan dihadiahkan). Maka rebutlah kekuasaan Anda dalam cari nafkah dg gigih karena tak kan ada yang menghadiahkan secara cuma-cuma.

Pelahan Tapi Pasti Nasib Akan Berubah Disertai Keberuntungan. Sekali Anda melihat peluang, rebutlah walaupun dengan jabatan rendah dan honor tidak menarik. Yang penting Anda punya tujuan dan Anda punya cita-cita, punya mimpi, dan berniat untuk meraih prestasi cemerlang di kemudian hari. Untuk pekerjaan apapun, karir apapun, bidang usaha apapun, ketrampilan apapun.

Itu pula yang saya lakukan pada awal tahun 80an pertama kali bekerja. Berangkat dari Office Boy dan beberapa tahun kemudian sudah mampu menggaji beberapa Office Boy. Awalnya cita-cita, awalnya mimpi, dikejar-kejar dan diyakini. Akhirnya mimpi jadi kenyataan.

Saya bisa, Anda juga pasti bisa bukan?

(Jika Anda bukan pengangguran, bersyukurlah, tulisan ini mungkin ada manfaat untuk saudara kita yang sedang membutuhkan salah satu solusi, amin)
Salam,
Ragile, 11jan2010

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun