Mohon tunggu...
Ragile (Agil)
Ragile (Agil) Mohon Tunggu... Administrasi - seorang ayah yang kutu buku dan pecinta damai antar ras, agama, dan keyakinan

"Tidak penting SIAPA yg menulis, yg penting APA yg ditulis" (Ragile 2009). Pendiri #PlanetKenthir. Pro #Gusdurian. Lahir: 1960. Kuliah Sastra Inggris. Gawe Software Komputer ; Keuangan. Nama: Agil Abdullah Albatati (Engkong Ragile). FB: Agil Abd Albatati. Twitter: @KongRagile. Alamat: Kemang Jakarta Selatan

Selanjutnya

Tutup

Politik

"Bom Waktu" di Dalam Rahim (modus kejahatan perusahaan raksasa)

12 Februari 2010   02:01 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:58 585
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

*

Kisah di atas  saya sunting dari buku karya Ralph Estes yg berjudul Tyranny of The Bottom Line. Versi bahas indonesia diberi judul sama. Itu tahun 70-80an di Amerika, sekarang lebih gila lagi dg skala dan spektrum yang lebih luas. Yang jadi korban bisa bangsa dan negara lain yang bodoh atau tidak nurut. Semoga menjadi pelajaran berharga bagi kita semua. Jangan sampai hal seperti itu terjadi di bumi Indonesia. Atau jangan-jangan sudah banyak kasus yg serupa di sini ya? (Kalau tidak ada, bolehlah kita periksa mata dan telinga ke dokter, sekali lagi).

Dalam hal tuntutan kaum wanita di atas tidak seluruhnya benar sih. Bagaimanapun juga prilaku seksual yang kebablasan bisa dimanfaatkan perusahaan nakal untuk lolos dari jerat hukum dengan mengusik-usik riwayat seksual para korban. Dan para korban kebanyakan tertipu iklan komersial yg dikemas begitu ciamik dan bikin gemes serta mampu menguras kocek konsumen.

Contoh kejahatan di atas mulanya dari keserakahan perusahaan besar (korporat) yang hanya cari untung. Lalu bikin produk dg modus hit-and-run. Dilanjutkan dengan mafia peradilan serta  persekongkolan politik untuk menutupi kecurangan. Ujung-ujungnya rakyat yang jadi korban, sekaligus menanggun semua biaya! Sedangkan yang di atas lenggang kangkung menikmati uang hasil rampok secara halus sambil uncang-uncang kaki jadi tokoh masyarakat. Huebat kan? (kejahatannya begitu sempurna, bahkan iblispun berdecak kagum).

Ralp Estes, penulis buku Tyranny Of The Bottom Line, pernah bekerja sebagai auditur senior di Kantor Akuntan Publik Arthur Anderson Amerika.

Salam,

Ragile, 12-feb-2010

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun