Mohon tunggu...
Ragile (Agil)
Ragile (Agil) Mohon Tunggu... Administrasi - seorang ayah yang kutu buku dan pecinta damai antar ras, agama, dan keyakinan

"Tidak penting SIAPA yg menulis, yg penting APA yg ditulis" (Ragile 2009). Pendiri #PlanetKenthir. Pro #Gusdurian. Lahir: 1960. Kuliah Sastra Inggris. Gawe Software Komputer ; Keuangan. Nama: Agil Abdullah Albatati (Engkong Ragile). FB: Agil Abd Albatati. Twitter: @KongRagile. Alamat: Kemang Jakarta Selatan

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Kiat Bangkit Setelah Bangkrut (Sebuah Pengalaman #1)

18 Desember 2009   03:42 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:53 8401
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_39554" align="alignleft" width="300" caption="Shutterstock"][/caption] MALUUUUU.... Malu ya sudah bangkrut? Malu ya ditinggal teman-teman? Malu ya hilang segala-galanya? Malu ya divonis sudah habis dan tenggelam....? Tapi Pengin bangkit kan? Jangan kawatir kawan!!! Pasti ada jalan. Percayalah.... Saya sudah mengalaminya koq pada sekitar tahun 1999-2002. Boleh kan saya berbagi pengalaman dg Anda...: Mencari Kesalahan Orang Lain Tak Merubah Keadaan. Biasanya kalo kita gagal lalu bangkrut lalu cari sumber dan sebab-musabab. Lalu ketemu sumber penyakitnya. Cukupkah itu? Bagaimana kalo anda punya bukti dikerjain dan dikhianati oleh orang lain atau bahkan oleh orang terdekat? Kalo kita asyik dg semua itu kita akan terjerumus makin dalam karena kita akan kumandangkan perang besar-besaran dg siapa saja yg kita anggap penyebab kebangkrutan. Kita akan makin terpuruk. Kenapa? Tunjuk hidung kepada siapapun yg bersalah tidak akan merubah keadaan. Tidak akan mengembalikan kejayaan kita. Tidak akan mengembalikan masa jaya, bukan? Cukuplah semua itu dijadikan catatan dan pelajaran. Dan lebih afdol lagi belajarlah banyak-banyak memafkan orang lain. Niscaya Tuhan pun akan mudah mengampuni dosa dan kesalahan kita. Ingat, semua kejadian berawal dari ulah kita sendiri. Modal Awal: Perbaiki Dulu Nama Baik. Begitu saya bangkrut nama baik ikut anjlok. Saya berusaha bangkit dg cari dana untuk modal atau cari teman yg bisa menempatkan anda di posisi jabatan yg lumayan empuk. Saya sangat berharap tapi semua harapan sirna. Seakan semua pintu rejeki tertutup rapat. Seakan semua teman nggak ada yg mau kenal lagi. Seakan semua mahluk jadi musuh saya. Seakan semua keahlian dan keunggulan saya tak ada harganya!!! Gile beneeeer... Kenapa yach? Lalu atas pertolongan Allah, Saya temukan cara lain yg pas buat saya: perbaiki reputasi. perbaiki nama baik, lupakan kesalahan orang lain.Kalo reputasi dan nama baik meningkat maka pelan-pelan pintu rejeki lahir-batin akan terbuka lebar. Bahkan akan menghampiri sendiri tanpa dikejar-kejar. Lalu Bantu orang lain yg sedang dalam kesulitan. Jangan ada alasan: "saya aja lagi susah, ngapain bantuin orang lain...". Justru karena kita suka nolong orang maka pertolongan kepada kita akan mudah datang dari segala penjuru, tanpa diminta, dan datang pas pada saat kita butuhkan. Saya perhatikan banyak orang yg bangkrut sekitar usia 40thn seperti saya dan tenggelam selamanya, kenapa? Mereka ogah perbaiki nama baik dan reputasi. Namanya tetap jelek, gimana mau bangkit...? Terima Pekerjaan Apa Saja. Salah satu cara mendulang kepercayaan dari orang lain adalah terima tugas apa saja. Jangan gengsi apalagi pasang tarif (lagi bangkrut tahu diri dong...). Saya pernah ditugasi menghandle sebuah toko dg kerjaan saya sederet dg pelayan toko, jauh di bawah level saya mantan manager IT. Kalo mau gengsi2an saya nolak. Tapi saya ingin bangkit. Maka saya terima dg senang hati sbg awal perjalan untuk bangkit lagi. Ini kesempatan untuk buktikan bahwa saya belum habis! Ini kesempatan buat saya tunjukan kinerja yg oke punya. Jangan tanya imbalan dulu deh. nanti juga naik sendiri kalo reputasi kita mejulang. Jadikan Kehadiran Anda Berguna Bagi Orang Lain. Berguna bagi orang lain tidak cukup dg dijadikan teman ngobrol dan jalan-jalan. Semua orang hanya percaya bila kita dinilai mampu melaksanakan tugas dg baik dan menguntungkan. Semua orang mau bayar mahal kalo kita memberi keuntungan bukan? Maka mari jadikan kehadiran kita benar-benar berguna di manapun kita ditempatkan. Ketika saya bangkrut saya ogah kalo hanya diajak jadi teman ngobrol/makan berjam-jam. Yg saya butuhkan adalah aktivitas yg produktif. Sekali lagi: Aktifitas yg produktif! Sekali kita dapat tugas/pekerjaan/amanat dan berhasil dilaksanakan dg baik dan menguntungkan si pemberi tugas maka nama baik kita meningkat. Reputasi kita berkembang. Tugas-tugas baru yg lebih berharga mengunggu giliran. Imbalan dalam bentuk materi, kehormatan dan kemuliaan terus meningkat dg pesat seiring dg hasil kerja keras kita untuk bangkit. Kalo anda adalah orang lapangan bersiaplah jadi orang dalam kantoran. Begitu juga sebaliknya. Jangan ada alasan "saya dari dulu begini orangnya..." kalo mau merubah nasib. kalo Anda mantan pejabat jangan gengsi dapet tugas di pasar tradisional. Dan jangan pedulikan ocehan/pelecehan dari orang-orang sekitar. Nanti kalo sudah bangkit semua ocehan bungkam dg sendirinya. Jawablah ocehan mereka dg prestasi kita. Jika konsisten maka hasil nyata aka terwujud. Seperti yg saya alami sendiri... beberapa tahun kemudian tanpa terasa keterpurukan lenyap entah kemana. Seakan tidak pernah terjadi, cumi mimpi buruk beberapa malam sebagai peringatan dari Allah Yg Maha Pengasih. Semua orang terkesima karena terlanjur jatuh vonis bahwa saya sudah habis, karena sudah usia 40 ke atas. Dan tau-tau saya sudah PD mengucapakan: Selamat Tinggal Kebangkrutan....horeeeeeeee...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun