Berpacu dengan waktu
Berputar-putar tak bertemu lubang keluar
Kutatap bocah asing menyapu daun-daun kering
di atas atap jauh tinggi dari dahan ke dahan
"Hai bagaimana....?" kuberseru panjang
"Berputar sekali lagi...." dia menyahut dari ketinggian
Kuturuti berputar-putar di tengah melingkar
Patung-patung bergerak langkah menerkam
Jantung berdegup keringan dingin membanjir
Matahari tenggelam hampir sempurna
Hampir sempurna diterkam kematian
Tersebutlah asmaMU disetiap hembus napasku
Tersebutlah ajaib kerajaan langit di bibir beku
Lalu mataku melek di dalam gelap
Setelah buta sepanjang hari
Terlihat Dua orang penjaga pintu gerbang
Baju compang-camping
Bermandikan air comberan
Wajah ketakutan kepala merunduk
Wahai AsmaMU
Terbangkan aku melayang tinggi
Menggapai pintu baja setebal lengan
Gembok-gembok raksasa patah berserakan
Lolos aku dari kebun angkara murka
Pintu gerbang raksasa menutup pelahan
Tepat di belakang punggungku
Dan Ketika kutengok ke belakang
Yang kulihat adalah sebuah pintu kecil
Berlubang sebesar badan kambing
Sungguh aku merinding!!!
*
*
Ragile, 22jan2010
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H