Mohon tunggu...
Ragile (Agil)
Ragile (Agil) Mohon Tunggu... Administrasi - seorang ayah yang kutu buku dan pecinta damai antar ras, agama, dan keyakinan

"Tidak penting SIAPA yg menulis, yg penting APA yg ditulis" (Ragile 2009). Pendiri #PlanetKenthir. Pro #Gusdurian. Lahir: 1960. Kuliah Sastra Inggris. Gawe Software Komputer ; Keuangan. Nama: Agil Abdullah Albatati (Engkong Ragile). FB: Agil Abd Albatati. Twitter: @KongRagile. Alamat: Kemang Jakarta Selatan

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Rahasia Sembuh Penyakit Berat dengan Biaya Super Hemat

7 Januari 2010   03:32 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:35 1356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak disangka 10 tahun yg lalu saya secara tak sengaja berhasil mengobati sendiri penyakit Kencing Batu, Gejala Sakit Jantung, Wasir, Maag, Kencing Manis turunan, dan Darah Tinggi turunan. Juga sembuh semacam penyakit kulit melepuh di kedua telapak tangan selama beberapa bulan bila sedang dalam tekanan berat, banyak pikiran, yg bikin perih dan kaku kalo berjabatan tangan. Semua itu tak sengaja. Yg saya ingat tiba-tiba semua penyakit itu lenyap secara serentak setelah menjalani lelaku berat secara spiritual dg mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Awalnya adalah awal tahun 2000 ketika saya sedang terpuruk dan berusaha bangkit lagi. Terinspirasi oleh tokoh-tokoh jaman dulu di kampung saya yg perkasa pada usia lanjut dan terhindar dari penyakit-penyakit berat. Saya ikuti kebiasaan mereka jalan kaki sejauh mungkin secara rutin. Ini bermanfaat untuk menghemat biaya sekaligus olah raga, sekaligus meningkatkan daya tahan tubuh terhadap cuaca apapun. Kebiasaan jalan kaki kemudian berlanjut menjadi hobby jalan kaki.

Misalnya saya sering jalan kaki dari Pasar Induk Kramat Jati Jakrta Timur s/d Terminal Kampung Melayu Jakarta Timur, kira-kira sejauh 2 KM. Pada bulan puasa malah saya sengaja jalan kaki pas lagi lapar-laparnya yaitu sore menjelang buka puasa. Sykurlah tak ada rasa letih karena hobby, dilakukan dg senang hati. Hobby berlanjut lagi menjadi terapi kalo lagi sumpek di rumah, saya keluar terus jalan kaki di trotoar sepanjang kira-kira 1 KM. Dan anehnya habis jalan kaki terasa plong... badan lebih ringan, puyeng-puyeng mulai sirna. Sekali lagi tidak ada rasa letih setelah jalan kaki, yg ada malah perasaan segar, fresh, enteng dg sedikit keringat mentes di badan.

Pada saat yg sama saya sedang getol-getolnya mendekatkan diri kepada Yang Maha Kuasa, Allah SWT. Terinspirasi ulama-ulama besar, saya puasa senen-kamis rutin sepanjang tahun. Ini bermanfaat untuk hemat biaya sekaligus melatih sabar, tabah, kendalikan hawa napsu. Dalam berpuasa sunah itu saya tidak adakan perlakuan istimewa, tapi ala kadarnya baik pada waktu sahur maupun pada waktu buka puasa. Sahur dg makanan yg ada tanpa persiapan khusus, begitu juga pada waktu buka puasa apa adanya tanpa persiapan khusus. Pokoknya sesederhana mungkin tanpa merepotkan orang lain. Kadang hanya dg segelas air putih. Super Hemat!

Dan pada saat yg sama pula saya sering mandi dini hari kira-kira pukul 00:01 atas saran sahabat saya guna mengusir macam-macam gangguan dan sumber penyakit sebelum sholat malam (tahjjud) dan dzikir. Dan kebetulan saya dihadiahi kitab Majmu Sharif oleh sahabat. Di dalamnya terdapat doa-doa dan beberapa surat penting Al-Quran. Atas saran sahabat yg pandai ngobati penyakit secara Islami, saya rutinkan baca doa-doa mustajab tapi panjangnya minta ampun yaitu doa Kanzal Ars dan AQasah.

Dan, Ya Allah.... Ajaib!!! Beberapa bulan berikutnya saya baru sadar bahwa macam-macam penyakit tiba-tiba sembuh dan lenyap sendiri. Saya ulangi lagi seperti yg tertulis di atas: Kencing Batu, Gejala Sakit Jantung, Wasir, Maag, Kencing Manis turunan, dan Darah Tinggi turunan. Juga sembuh semacam penyakit kulit melepuh di kedua telapak tangan selama beberapa bulan bila sedang dalam tekanan berat, banyak pikiran, yg bikin perih dan kaku kalo berjabatan tangan.

Bukan berrarti saya bebas dari segala penyakit, tapi sejak itu yg sering muncul cuma penyakit "yg ringan dan yg lucu", misalnya batuk-batuk, sakit kepala, dan mencret-mencret. Tak jauh dari itu. Dan kalo terkena penyakit rada berat saya juga tetap berobat atau ke dokter untuk menjalankan syarat ikhtiar. Tapi yg saya rasakan penyakit lebih cepat sembuh setelah saya jalankan lelaku-lelaku yg saya sebutkan di atas.

Ada satu hal lagi yg perlu dicatat bahwa kebiasaan dikit-dikit minum obat menurut saya tidak baik. Saya ikuti kebiasaan orang dulu yg tahan banting yaitu kalo misalnya sakit kepala jangan langsung minum obat, tapi tahan dulu sehari dua hari. Ini berkhasiat untuk menikmati penyakit dan melatih daya tahan. Menikmati penyakit adalah waktu untuk merenungkan hikmah agar kita terus sadar bahwa nikmat sehat sungguh karunia yg amat besar dari Tuhan. Lagi pula datangnya penyakit adlalah cara Tuhan untuk, salah satunya, menghapus sebagian dosa-dosa kita yg bikin berat di kepala.

Banyak keluarga saya yg dari dulu selalu sigap minum obat begitu sakit, sejak kecil. Sekarang mereka menyesal karena tergantung obat-obatan selama seperempat abad lebih dg efek samping dari bahan kimia yg melahirkan penyakit macam-macam. Saya yg dari orang tua keturunan penyakit kencing manis dan darah tinggi, alhamdulillah tidak mewarisi penyakit tsb berkat lelaku "tak sengaja" yg saya jalani sejak tahun 2000. Saudara-saudara saya semua mewarisi penyakit tsb dan pada ngiri serta sering terheran-heran kenapa cuma saya yg terbebas dari penyakit-penyakit berat.

Ketika saya buka rahasianya, mereka salut tapi terlambat karena mereka sebagian sudah pada lumpuh setelah usia 50 ke atas bergulat dg penyakit-penyakit yg datang berjamaah dg biaya pengobatan yg menguras dompet. Juga menguras darah, daging, kulit, serta nikmatnya hidup sehat wal afiat.

Kebetulan ibu saya tulen orang kampung dan tinggal di dusun Jawa Tengah. Usia lewat 70an masih perkasa. Masih kuat menimba air dari sumur, mencuci pakaian di pinggir kali kalo lagi susah air masa kemarau. Juga tahun lalu saya liat ibuku masih pinter bikin kandang ayam sendiri setinggi 1 meter. Keponakanku yg menyasikan kehebatan ibu saya terheran-heran, geleng-geleng kepala. Dan sama seperti saya, ibuku jauh dari penyakit-penyakit berat. Paling banter sakit kepala, batuk2, mencret-mencret.

Dan sesungguhnya sejak usia 40 tahun guru saya adalah ibu saya sendiri. Beliau orang kampung tulen, buta huruf, yg sering makan cukup dg daun-daunan, kuat jalan kaki, kuat puasa, kuat dzikir., perkasa, jauh dari penyakit-penyakit berat.

Kadang dalam hati berkata, " Sungguh aneh dunia ini. Saya yg sudah banyak belajar ilmu-ilmu modern dari mulai managemen s/d teknologi tiba-tiba harus berguru secara serius kepada ibu sendiri yg buta hurup dan orang kampung tulen. Duh, duh, duh....siapa nyangka?"

"Oh, dunia...dunia...! Apapun ilmu yg kau dapat jangan sombongkan diri. Masih harus belajar kepada yg lain untuk hal-hal yg kau butuhkan. Kalo ingin bangkit dan maju teruslah belajar, dan bersiaplah untuk belajar kepada orang yg kau anggap bodoh selama ini."

Wassalam, semoga bermanfaat dan semoga Anda sehat wal afiat.
*
Ragile, 07des2010

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun