Mohon tunggu...
Ragile (Agil)
Ragile (Agil) Mohon Tunggu... Administrasi - seorang ayah yang kutu buku dan pecinta damai antar ras, agama, dan keyakinan

"Tidak penting SIAPA yg menulis, yg penting APA yg ditulis" (Ragile 2009). Pendiri #PlanetKenthir. Pro #Gusdurian. Lahir: 1960. Kuliah Sastra Inggris. Gawe Software Komputer ; Keuangan. Nama: Agil Abdullah Albatati (Engkong Ragile). FB: Agil Abd Albatati. Twitter: @KongRagile. Alamat: Kemang Jakarta Selatan

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Resep dari Malaikat: Al Fatihah dan Ayat Kursi

12 Januari 2010   05:02 Diperbarui: 4 April 2017   18:26 31389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ini mimpi, ini juga kisah nyata. Bermula Tahun 2001, saya secara tak terduga berguru kepada KH.Irfan Zidny,MA. Beliau waktu itu Rois Am PBNU, ahli fiqh dan juga Tasauf, tinggal di wilayah Duren Sawit Jakarta Timur. Kami berkenalan di kantor PBNU (sementara) di Jl.Agus Salim Jakarta Selatan. Saya yang mengejar cari guru spiritual dan guru Agama untuk menjawab keresahan dan keguncangan jiwa yang saya alami akibat bangkrut dan terpuruk.

Singkat cerita sekitar dua tahun saya jadi murid pribadi beliau yang tinggi ilmunya, low-profile, dan sangat tajam insting, juga tajam bahasanya khas Jawa Timur dari mana beliau berasal. Terus terang saya seperti ketemu manusia setengah nabi. Semua kata-katanya langsung nyangkut di hati dan pengaruhnya luar biasa. Baru kenal sehari sepertinya beliau tahu semua kehidupan saya dan tahu apa yg tersimpan dan tersembunyi dalam hati dan pikiran saya.

"Saya yakin Anda pasti bisa. Dan Suatu saat akan mendapatkan petunjuk yang Anda cari." Katanya ketika mengajari saya  amalan-amalan tertentu.

"Kalo sudah Anda dapatkan beritahu saya. Nanti saya sebarkan untuk diamalkan oleh orang lain," begitu pesan beliau yang begitu sabar membimbing saya yang tidak pernah sekolah di pesantren.

Kira-kira setahun kemudian ada ilham yang sangat aneh dan membuat saya terpana, juga marah karena seperti tidak sesuai dengan pikiran saya selama itu. Saya laporkan kepada beliau di kediamannya pada suatu sore habis waktu sholat Isya. Ilham itu berupa sebuah mimpi.

Saya bermimpi, mimpi yang sangat terang benderang. Tidak pernah lupa sampai sekarang. Dalam mimpi itu seolah-oleh saya datang periksa ke dokter. Dokter tsb seolah-olah tidak suka melihat saya dan begitu judes sebelum saya sempat ungkapkan keluhan saya. Saya salah tingkah. Mondar-mandir, mondar mandir menunggu dipanggil giliran diperiksa. Tak lama dipersilakan duduk di sebrang duduk si Dokter di ruang praktek.

"Kamu ini jiwanya tidak stabil!" bentak si Dokter bikin saya kaget, "Dan hampir budek!" lagi-lagi Dokter membentak dengan ketus. Saya shock berat.

Tak percaya dan kecewa dengan tudingan Dokter, saya terpana dalam mimpi itu. Sungguh benci dituding tidak stabil dan hampir budek. Baru kali ini ada yang berani menuding saya seperti itu. Saya kecewa tapi juga tak berani membantah si Dokter yang yakin dengan penyakit akut yang saya derita.

Saya tunggu Dokter mau kasih resep apa?

Tiba-tiba dari belakang saya muncul seorang suster cantik jelita berseragam putih. Saya menoleh dan memperhatikan dia yang sepertinya sedang menyiapkan resep obat di tangannya yang berkulit mulus.Ternyata benar, si Suster mendekati saya yang masih terduduk. Tangan kirinya seperti menyangga sesuatu penampang dan tangan kanannya dari atas seperti sedang meracik sesuatu di atas penampang.

Suster menatap saya dengan lembut. Lalu, Dengan senyum merekah dan mempesona si suster  membacakan surat Al Fatikhah. Lalu dilanjutkan dengan Ayat Kursi. Keduanya dilantunkan dengan merdu hingga seperti bergema di ruang praktek dokter.

Saya terpana, tercengang, terkagum-kagum ingin meraih tangan si suster. Tiba-tiba "pet", terbangun dari mimpi,  jam tangan menunjuk pukul 04:05. Keringat dingin meleleh usai mimpi yg terang dan berat untuk saya hadapi.

Selesai saya ceritakan mimpi itu, Kyai Irfan menilai,' Subkhanallah.... itu resep dari malaikat." Beliau nampak lega dan meminta saya untuk mengamalkan tiap selesai sholat wajib sedapat mungkin baca 7x al Fatikhah dan 7x ayat Kursi. Tak lama kemudian beliau wafat, saya benar-benar kehilangan pembimbing yang sangat mengagumkan dan berhasil merubah jalan hidup saya sejak itu.

Tak sempat bertanya apa manfaat amalan tsb kepada Kyai Irfan, saya jalani saja. Dan ajaib, sejak itu saya merasa semakin PD menghadapi masalah apapun dan dengan siapapun. Serahkan semua kepada Allah SWT, tawakaltu a'lallah. Kita ikhtiar sekuat mungkin dan yakin segala suatunya akan membaik dan membaik selama berniat dan bertujuan baik dan dengan cara yang baik pula.

Mohon maaf, saya tidak jamin bahwa resep ini cocok untuk semua orang Islam karena setiap jiwa punya watak dan kebutuhan yang berbeda. Yang saya tahu bahwa resep ini sungguh mustajab untuk menguatkan instink dan menguatkan kesadaran, khususnya ketika dilanda kebingungan dan kepanikan. Agar tidak labil dan agar tidak budek jiwanya seperti saya.

Dan Khususnya ketika harus mengambil keputusan di saat genting: ikut pikiran atau instink? Sejak itu saya ikut instink karena datangnya dari hati nurani. Selanjutnya entahlah. Ini soal percaya tidak percaya. Saya merasa plong sudah menyampaikan amanat Kyai Irfan agar disebarkan untuk diamalkan.

Yang jelas ketika kebangkrutan dan keterpurukan sudah sampai klimaks, alhamdulillah Allah membimbing saya berguru ke sesepuh NU, padahal saya biasa beribadah gaya Muhammadiyah dan kurang respek dg NU yang saya anggap ketinggalan jaman waktu itu. Eh, Allah Yang Maha Suci melumat ketololan, ketidakstabilan, dan kebudekan saya dengan menunjukkan jalan keluar dari krisis yang hebat justru kepada sesepuh NU.

Jadi malu banget kalo inget. Begitlah kalo sombong, sok modern, merasa serba tahu ilmu-ilmu modern lalu anggap rendah tradisi, seperti saya dulu. Begitu jatuh terjerembab, eeeh balik minta tolong kepada kaum yang dianggap tradisional. Malu..Malunya minta ampun, Astaghfirullah hal adziiim... Mudah-mudahan jiwa saya yang tidak stabil dan hampir budek (kata dokter di alam mimpi) tidak menular kepada Anda. Jangan pernah deh!

Terimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada Bapak Alm.KH Irfan Zidny MA beserta keluarga yang jasanya luar biasa kepada saya dan keluarga, berhasil membimbing menemukan jalan keluar untuk membangun kembali kehidupan kami dari reruntuhan, dan terbukti resepnya ampuh dan ajaib! Ampuh dan ajaib dalam artian menemukan rasa percaya diri yang kuat untuk hakkul yakin bangkit pelahan-lahan. Nyatanya, bisa bangkit jauh lebih cepat dari perkiraan, membuat semua orang terkesima.

Itu baru awal, kisah masih panjang dengan percikan-percikan cahaya dan kekuatan batin di tahun-tahun berikutnya hanya dengan modal awal amalan sederhana bimbingan Kyai Irfan. Percaya atau tidak, itu nyata dan dahsyat bagi saya yang pada waktu itu dalam kegelapan masa depan.

*

*

Ragile, 12des2010

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun