Mohon tunggu...
ragil jiwandono
ragil jiwandono Mohon Tunggu... Penulis - ragil

ingin menulis dan dibaca :)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pasang Surut Hubungan Internasional Indonesia-Malaysia

11 Desember 2020   20:47 Diperbarui: 11 Desember 2020   21:03 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada tahun 1997-1998 di Indonesia mengalami kejadian yang sangat merusak tatanan perekonomian atau dapat dianamakan krisis moneter krisis ekonomi pada masa pemerintahan soeharto. Akan tetapi di Malaysia seperti tidak terjadi apa-apa berkat berhasilnya control mata uang sehingga tetap stabil dibandingkan dengan di Indonesia. sehingga tidak lama kemudian menjadikah hal ini sebagai peluang untuk mencari pekerjaan ke negeri tetangga Malaysia. 

Puluhan hingga ratusan ribu orang Indonesia berbondong-bondong pergi mencari pekerjaan di Malaysia. Karena banyaknya peminat untuk bekerja diluar negeri, pemerintah Indonesia pun juga mengalami beberapa kesalahan terhadap calon pekerja. 

Dimana kesalahanya tidak memberikan bekal ataupun pendidikan kepada calon pekerja tetapi kebanyakan hanya berbekalkan tenaga manusia saja, menjadikan banyak tenaga kerja seperti kerja rumah tangga dan pekerjaan sederhana lainnya. Karena kurangnya wawasan dan asal mengirimkan tenaga kerja menjadikan banyak timbulnya permasalahan terhadap TKW maupun TKI di tanah Malaysia. 

Seperti penyiksaan, pelecehan, maupun pembunuhan yang disebabkan karena tidak dapat dikendalikan para pekerja karena kurangnya wawasan seperti pemahaman Bahasa juga ketrampilan. 

Sehingga membuat banyak majikan atau pemilik tanah pun merasa kesal dan rugi. Mengingat kesamaan mereka dalam latar belakang budaya, pertengkaran yang terjadi di antara kedua tetangga kadang-kadang menimbulkan kepercayaan, sebagian besar didorong oleh anggapan yang diremehkan dan, di pihak Indonesia, oleh media yang terlalu nasionalis dan bermusuhan(Kerry. 2012). 

Gejala ini kian ringkih dan berkecamuk akibat diterpa gelombang globalisasi yang melanda Asia Tenggara umumnya dan antara kedua negara Indonesia dan Malaysia khususnya. Krisis dan ketegangan hubungan antara keduanya pada periode ini menggambarkan tema perubahan "Masyarakat Lama dalam Negara Baru" (Mestika, 2015). 

Karena banyaknya permasalahan antar kedua negara menimbulkan konflik-konflik baru dan semakin banyak. Tidak hanya masalah mengenai TKW maupun TKI, ada beberapa hal yang menjadikan semakin memanas seperti, permasalahan di perbatasan dan saling mengklaim kebudayaan. Seperti permasalahan dari kedua negara ini tidak pernah padam. 

Berbagai negoisasi melalui jalur resmi dalam bentuk perundingan maupun Kerjasama pun hanya seperti mencari jalur dalam pemecaha masalah antar kedua hubungan negara Indonesia-Malaysia. Jalur-jalur tersebut harus diperkuat dan perlu dijembatani dengan tujuan saling menguntungkan Bersama sehingga tidak terjadi berulang-ulang konflik-konflik dengan menjadikan sejarah sebagai bukti.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun