Mencintai dan dicintai adalah anugrah terindah yang selalu diinginkan setiap orang. Mendengar kata ‘cinta’ seolah-olah hati terbius perasaan, entah sedih atau senang. Seperti ada magnet dari otak menuju jantung yang membawa kita ke angan-angan.
Teringat saat kita masih duduk dibangku sekolah, saat usia masih belia dan baru mengalami masa puber, kita mengenal kata ‘cinta monyet’. Masa ini saya menyebutnya dengan istilah Siapa Kamu?. Perasaan atau rasa suka kepada lawan jenis, merasa paling keren, paling cantik dan ganteng, tidak ada beban untuk pindah-pindah lain hati sesukanya, tidak ragu menolak setiap cinta yang hadir. Karena akulah Raja dari hatiku sendiri dan Ratu dari diriku sendiri. Perasaan cinta monyet tidak bisa dibilang cinta sejati, Cinta monyet menjadi kisah cinta yang paling klasik di ingatan.
Menginjak usia remaja, mulai ada gejolak cinta yang kadang terkesan dalam. Masa remaja adalah masa yang paling indah, dimana persahabatan dan cinta menjadi satu kesatuan yang selalu lekat dihati. Kencan double date, hang out bersama teman-teman, mengerjakan tugas kuliah, kenalandengan gebetan baru, chating hingga larut malam, dan tidak ketinggalan selalu update status disetiap media sosial. Tapi jangan salah, ditanya tentang cinta, tidak sedikit yang merasa galau. Terkadang kita sudah merasa cocok dengan pasangan, sudah sangat mencintainya, ditengah perjalanan cinta, ternyata dia selingkuh. Rasa sakit hatipun tidak bisa dihindari, pastilah merasa sedih. Contoh lain, dia sudah begitu mencintai, dengan caranya menaklukkan hati kita. Perlahan-lahan menjalani suatu hubungan, ditengah perjalanan cinta ternyata hati tidak bisa dibohongi, hubungan terasa hambar karena hati tidak bisa sepenuhnya mencintai. Akhirnya memutuskan untuk intropeksi diri. Disini saya menyebutnya dengan istilah Siapa Saya?. Proses mencari jati diri, siapa yang saya cintai? Siapa yang pantas untuk saya? Jika dia seperti itu, sanggupkah saya?. Berbagai pertanyaan muncul dalam proses mencari cinta sejati.
Memasuki usia dewasa, disinilah pikiran-pikiran tentang masa depan dan segala impian mulai menjadi beban pikiran. Ingin pasangan yang sempurna, bisa hidup mapan, membuka usaha, membeli barang-barang kebutuhan, memiliki anak-anak yang cerdas dan segala keinginan lainnya. Tidak jarang juga yang sudah mapan, memiliki pekerjaan tetap, fisik yang menarik, sudah siap menikah tapi belum menemukan pasangan. Mengapa demikian? Banyak yang terjebak dilema cinta. Cinta memang seperti sihir. Mengubah hati orang dan membolak-balik perasaan dengan mudah. Salah satu penyebab mengapa terkadang orang sulit mencari cinta sejati sejatinya adalah karena terjebak masa lalu. Mengingat masa lalu bukan cara yang baik untuk mendapatkan masa depan yang cerah. Boleh kita mengingat hal yang sudah-sudah tapi jadikan itu sebagai pelajaran hidup, karena setiap manusia mengalami siklus hidupnya masing-masing. Sulit memang melupakan kenangan-kenangan indah, cerita cinta yang selalu abadi dihati. Tapi apakah kita harus tetap berdiri ditempat yang sama dengan keadaan yang tidak berubah lebih baik? Bukankah sama halnya dengan membuang waktu saja? Sedangkan belum tentu dia menjadi milik kita. Saya menyebutnya dengan istilah Siapa Saja?. Disini lah logika mulai berjalan. Berpikir dewasa bukan hanya untuk memecahkan permasahan dengan bijak tapi juga dapat memutuskan segala sesuatunya dengan baik. Bagi mereka yang sulit menemukan cinta, masih belum bisa melupakan masa lalu, atau masih ingin bermain-main mulailah berpikir dengan logika. Bayangkan usiamu saat ini sudah matang untuk berumah tangga, pekerjaan sudah ada, segi financial sudah cukup, hati sudah siap untuk melangkah, tapi masih memikirkan hal yang tidak penting. Bukankah waktumu hanya terbuang percuma?. Waktu terus berjalan dan tak pernah terulang. Sedangkan saat ini kita bisa lihat, teknologi dunia semakin canggih, banyak orang-orang berkualitas, harga kebutuhan hidup semakin mahal, biaya sekolah untuk anak tidak sedikit. Masihkah ingin bermain-main?. Mulailah untuk memikirkan masa depan. Jangan pernah takut untuk melangkah maju, jangan takut tidak bisa menemukan cinta, jangan ragu tidak bisa membiayai anak. Kita harus pandai bersyukur, karena Tuhan selalu memberikan yang terbaik untuk kita, rezeki yang melimpah dan cinta yang tak terbatas. Untuk itu, temukanlah pasangan hidupmu, siapa saja, siapapun dia, carilah yang seiman denganmu, yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, bertanggung jawab, menyayangimu dengan tulus, mencintaimu dengan caranya, dewasa dalam membimbing keluarga dan yang paling penting adalah bisa menjadi imammu dunia akhirat. Percayalah, meski rasa cinta belum terbentuk sepenuhnya, dengan caranya mencintaimu rasa cinta itu akan hadir dengan sendirinya. Bahkan rasa cinta itu takkan kau lepaskan hingga maut memisahkan. Ingatlah sahabat, Allah selalu bersama hamba-Nya yang bertaqwa dan bersyukur. Wanita yang baik hanya untuk laki-laki yang baik, laki-laki yang baik hanya untuk wanita yang baik. :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H