Mohon tunggu...
Ragam Potret
Ragam Potret Mohon Tunggu... Jurnalis - Menangkap Berita Memotret Realita

Ragam Potret adalah media massa yang fokus menyajikan berita seputar bahasa dan sastra Indonesia. Dengan slogan Menangkap Berita dalam Satu Bingkai Cekrek!. Adapun data dan struktur perusahaan kami sebagai berikut. Pimpinan Umum: Dr. David Setiadi, M.Hum. Manajemen Perusahaan Pimpinan Perusahaan: Najwa Rahila Agustiana Sekretaris: Annisa Syaqila Supriatna Bendahara: Najwa Ashma Najiyah Manajemen Redaksi Pimpinan Redaksi: Annisa Syaqila Supriatna Wakil Redaksi: Ismi Nurramadhan Sekretaris: Is-Ma-Ae Tahloding Editor: Annisa Syaqila Supriatna Penulis: Ismi Nurramadhan Alamat Perusahaan: Jl. R. Syamsudin, S.H. No. 50, Cikole, Kec. Cikole, Kota Sukabumi, Jawa Barat 43113 Gedung Perusahaan: Gedung E, Ruang E13, Laboratorium PBSI Email: ragampotret@gmail.com Instragram: ragampotret23 Penanggung Jawab Perusahaan: Najwa Rahila Agustiana 0858-6451-2530 Penanggung Jawab Redaksi: Annisa Syaqila Supriatna 0895-1681-1696

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Dari Balai Pustaka ke Cybersastra: Gen Z Tahu Gak Sih Sejarah Sastra Kita?

27 November 2024   16:43 Diperbarui: 27 November 2024   16:50 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Kalau mendengar nama Chairil Anwar, Sutan Takdir Alisjahbana, atau W.S. Rendra, apa yang langsung terlintas dipikiran kamu? Kalau jawabannya "kayaknya pernah dengar, deh," kamu gak sendiri. Banyak dari kita, terutama Gen Z, lebih kenal artis TikTok daripada sastrawan Indonesia. Padahal, sastra kita mempunyai sejarah panjang dan nama-nama besar yang membentuknya. Yuk, kita ulas perjalanan singkat sastra Indonesia, lengkap dengan tokoh-tokoh pentingnya!

1. Balai Pustaka (1920-an)

Era ini adalah tonggak awal sastra modern Indonesia, saat penerbit Balai Pustaka menerbitkan karya-karya fenomenal. Yaitu, "Siti Nurbaya" karya Marah Rusli dan "Salah Asuhan" karya Abdoel Moeis.

2. Pujangga Baru (1930-an)

Ini masa sastra dengan semangat pembaruan dan modernisasi. Tokoh utamanya yaitu Sutan Takdir Alisjahbana, Amir Hamzah, dan Armijn Pane.

3. Angkatan 45

Sastra yang lahir dari semangat revolusi dan kemerdekaan. Siapa lagi kalau bukan Chairil Anwar, bapak puisi modern Indonesia. Ditambah Pramoedya Ananta Toer, yang karya-karyanya abadi hingga kini.

4. Angkatan 50-an

Era ini memperkenalkan sastra serius dan berbobot, seperti karya Nh. Dini "Pada Sebuah Kapal" dan Ajip Rosidi, yang kerap menulis tentang tradisi dan kehidupan sosial.

5. Angkatan 70-an

Periode ini penuh kritik sosial. Seperti karya-karya W.S. Rendra, yang dijuluki Si Burung Merak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun