Pada pertandingan kontra Libya, terlihat jarak yang terlalu besar di antara pemain, menghambat distribusi bola antar lini dan sulit keluar dari tekanan Press yang diterapkan oleh tim lawan.Â
Untuk meningkatkan performa, penting bagi tim untuk memperkecil jarak dan memperkuat koordinasi, sehingga instruksi pelatih dapat dijalankan lebih efektif untuk mencapai hasil positif.
3. Pertahanan Masih Rapuh
Pertahanan Timnas Indonesia menjadi fokus kritik dalam pertandingan kontra Libya, di mana kekurangan sinergi dan ketidakkompakan di lini belakang mengakibatkan kekalahan telak 4-0.Â
Kondisi ini menjadi perhatian serius mengingat Indonesia akan bersaing di ajang resmi Piala Asia 2024, terutama menghadapi tim tangguh seperti Jepang.Â
Keharusan untuk memperkuat pertahanan menjadi lebih krusial, karena kemenangan di level internasional memerlukan stabilitas di belakang.Â
Pelatih harus mengatasi tantangan ini dengan membangun chemistry yang lebih baik di antara para pemain dan merancang strategi pertahanan yang solid untuk menghadapi persaingan ketat di Piala Asia mendatang.
4. Finishing masih menjadi kendala
Finishing masih menjadi tantangan bagi pemain Timnas Indonesia, terlihat dari kurangnya efektivitas dalam memanfaatkan peluang menjadi gol saat berhadapan dengan Libya.Â
Ketidakmampuan untuk mengoptimalkan kesempatan mencetak gol menjadi perhatian utama, khususnya mengingat partisipasi Timnas Indonesia dalam Piala Asia 2024 yang semakin dekat.Â
Kemampuan finishing para pemain akan menjadi faktor kunci dalam menghadapi persaingan ketat di turnamen resmi tersebut.Â