Mohon tunggu...
Fauzi Adi Rafrastara
Fauzi Adi Rafrastara Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Official Blog: www.fauziadi.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Menggeliatnya Bisnis Startup Sepeda Publik di Guangzhou, Tiongkok

7 Juli 2017   06:52 Diperbarui: 7 Juli 2017   11:10 932
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bersepeda menggunakan OFO dan Mobike (dokumentasi pribadi)

Bisnis startup mengalami perkembangan pesat dimana-mana, tidak terkecuali di Tiongkok. Tingginya tingkat populasi di negara ini berbanding terbalik dengan lahan pekerjaan yang tersedia.

Keadaan penuh kompetisi inilah yang memaksa para pemuda-pemudi Tiongkok untuk mau tidak mau harus mau berjuang, meningkatkan skill dan menjadi kreatif, demi masa depan mereka yang lebih cerah. Berangkat dari kebutuhan tersebut, akhirnya muncul banyak sekali startup-startup yang bermula dari ide sederhana kemudian menjadi raksasa hanya dalam waktu beberapa tahun atau bahkan beberapa bulan saja.

Salah satu startup yang bisa dikatakan berhasil di Tiongkok adalah bicycle sharing, alias berbagi sepeda. Sepeda yang dimaksud merupakan sepeda umum yang bisa dipakai oleh setiap orang yang terdaftar, bisa dengan mudah diambil dan diparkir dimanapun dan kapanpun, dan dengan biaya sewa yang sangat murah.

Sebenarnya konsep bicycle sharing bukanlah konsep baru. Sejak beberapa tahun atau bahkan puluhan tahun yang lalu, konsep penyewaan sepeda sudah lazim di beberapa negara, baik yang gratis maupun berbayar. Sepeda tersebut hanya bisa diambil di tempat tertentu, dan wajib dikembalikan di tempat tertentu juga ketika selesai digunakan. Konsep seperti ini dikenal dengan konsep "docking bike sharing."

Sementara itu, konsep yang tengah booming saat ini khususnya di Tiongkok adalah konsep "non-docking bike sharing." Yaitu pengguna bisa mengambil sepeda yang terparkir di manapun, dan meletakkannya dimanapun juga (selama tidak dilarang untuk parkir sepeda).

Sebagai contoh, ketika menjumpai sepeda tersebut di kawasan Monas, maka bisa langsung digunakan dan diparkir dimanapun tujuan kita, misal ke Senayan. Nah, di Senayan kita tidak harus mencaripool khusus sepeda tersebut, melainkan cukup menemukan area parkir untuk sepeda umum, dan sepeda tersebut boleh diparkir di sana. Setelah sepeda kita kunci, maka orang lain pun boleh membuka kembali kuncinya, dan menggunakan sepeda tersebut kemanapun tujuannya.

Saat ini, ada puluhan jenis aplikasi non-docking bike sharingyang bertebaran di Tiongkok. Semua berawal dari OFO sebagai pioneer. OFO merupakan layanan pertama yang memperkenalkan konsep non-docking di Tiongkok. Ide ini berawal dari obrolan 3 orang alumni Beijing University yang sama-sama tergabung dalam komunitas sepeda di kampus nomor 1 Tiongkok tersebut.

Keprihatinan mereka muncul ketika melihat banyaknya sepeda-sepeda tak bertuan di sana yang tiap tahun terus bertambah hingga menutup akses jalan dan mengganggu pemandangan.

Sepeda-sepeda tersebut adalah milik para mahasiswa Beijing University yang telah lulus dan ditinggalkan begitu saja dalam keadaan terkunci, sehingga tidak bisa dimanfaatkan lagi. Dari keprihatinan tersebut, muncullah pertanyaan: "kenapa tidak kita buat saja sepeda umum untuk mereka?"

Sepeda OFO (dokumentasi pribadi)
Sepeda OFO (dokumentasi pribadi)
Konsep yang diputuskan tentu saja yang non-docking, sehingga sepeda tersebut mudah ditemukan dimanapun dan bebas digunakan kemanapun. Sepeda berbasis aplikasi ini perlahan mulai diminati dan merambah ke beberapa kampus tetangga (termasuk Tsing-Hua University) hingga akhirnya tersebar di 34 kota di Tiongkok.

Bahkan bisnis OFO terus berkembang, dan saat ini pun berhasil masuk pasar di Amerika, Inggris, dan Singapura. Terhitung sejak didirikan pada tahun 2014, OFO hingga kini telah memiliki lebih dari 10 juta akun pengguna, menyediakan lebih dari 1 juta unit sepeda, dan dengan lebih dari 100 juta pesanan penggunaan sepeda. 

Di awal tahun 2017 saja sudah lebih dari 2 juta transaksi pada aplikasi OFO. Data tersebut menunjukkan tingginya minat masyarakat Tiongkok akan kebutuhan penggunaan layanan rental sepeda ini.

Bagaimana dengan tarifnya? Sangat murah. Penghitungan dilakukan berdasarkan jarak tempuh dan lama penggunaan sepeda, yang dihitung memanfaatkan GPS handphone pengguna. Untuk mencapai 1 yuan, mungkin dibutuhkan penggunaan beberapa jam dan jarak tempuh belasan atau puluhan kilometer. Bahkan dalam momen-momen tertentu sering gratis.

Bermula dari demam OFO inilah kemudian muncul banyak aplikasi sejenis dengan menawarkan kecanggihan dan daya tarik yang berbeda. Salah satu kompetitor serius OFO saat ini adalah Mobike, yang disupport penuh oleh Tencent dan Warburg Pincus.

Sepeda Mobike dengan fitur roda anti kempes (dokumentasi pribadi)
Sepeda Mobike dengan fitur roda anti kempes (dokumentasi pribadi)
Dalam kemunculan perdananya, Mobike memperkenalkan teknologi "internet-controlled electronic wheel lock" dimana untuk membuka kunci sepeda cukup dengan men-scan barcodeyang tertempel pada sepeda tersebut, dan kunci akan terbuka secara otomatis memanfaatkan jaringan internet. 

Kemudian jika selesai menggunakan sepeda, ketika sepeda dikunci secara manual, maka proses penghitungan waktu penggunaan sepeda di aplikasi akan berhenti secara otomatis dan akan muncul biaya yang harus dibayarkan. Teknologi ini lah yang kemudian diadopsi oleh para kompetitor baru, seperti bluegogo, xiaoming, hingga U-Bike. 

Bahkan keberadaan sepeda-sepeda mereka dapat dilacak di aplikasi handphone berkat adanya GPS yang di tanam pada masing-masing sepeda tersebut. Untuk tarifnya sendiri sangat beragam, mulai dari 0,1 yuan hingga 1 yuan per 30 menit. Pembayarannya sangat mudah, karena aplikasi yang kita install di handphone bisa untuk menyimpan saldo, sehingga tarif penggunaan sepeda bisa diambil dari saldo yang tersedia.

Mudahnya menjumpai sepeda-sepeda publik seperti OFO danMobike di Guangzhou (dokumentasi pribadi)
Mudahnya menjumpai sepeda-sepeda publik seperti OFO danMobike di Guangzhou (dokumentasi pribadi)
Tentunya tarif  tersebut sangat menarik dibandingkan dengan kemudahan yang didapat. Jika menggunakan sepeda sendiri, kita pasti terikat untuk mengambilnya kembali di tempat kita parkir. 

Namun dengan adanya sepeda publik semacam ofo dan mobike, maka kita bisa lebih luwes ketika hendak pergi menggunakan moda transportasi lain, lebih tenang karena tidak perlu memikirkan sepeda yang kita tinggal, dan lebih nyaman sebab tidak perlu juga memikirkan pulangnya harus ambil sepeda.

Bagi masyarakat di Tiongkok, sepeda demikian sangatlah berguna, mengingat aktivitas jalan kaki mereka yang sangat tinggi. Sepeda ini dapat menghemat waktu untuk pergi dari rumah ke halte bus, dari stasiun subway ke kantor, atau dari asrama ke gedung kuliah. Sangat mudah dijumpai dimanapun, dan kualitasnya pun terjaga berkat adanya perawatan rutin dari pihak pengelola.

Tempat reparasi sepeda OFO di HEMC Guangzhou (dokumentasi pribadi)
Tempat reparasi sepeda OFO di HEMC Guangzhou (dokumentasi pribadi)
Tentunya menarik menunggu kelanjutan kisah OFO dan sepeda sejenis ketika diterapkan di negara lain, mengingat budaya dan kebutuhan yang barangkali tidak sama. Menurut Anda, apakah layanan sepeda publik seperti ini cocok jika diterapkan di Indonesia?

Referensi:
www.fauziadi.com | www.ucweb.com | www.ofo.so | www.mobike.com | pku.edu.cn

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun