Bisnis startup mengalami perkembangan pesat dimana-mana, tidak terkecuali di Tiongkok. Tingginya tingkat populasi di negara ini berbanding terbalik dengan lahan pekerjaan yang tersedia.
Keadaan penuh kompetisi inilah yang memaksa para pemuda-pemudi Tiongkok untuk mau tidak mau harus mau berjuang, meningkatkan skill dan menjadi kreatif, demi masa depan mereka yang lebih cerah. Berangkat dari kebutuhan tersebut, akhirnya muncul banyak sekali startup-startup yang bermula dari ide sederhana kemudian menjadi raksasa hanya dalam waktu beberapa tahun atau bahkan beberapa bulan saja.
Salah satu startup yang bisa dikatakan berhasil di Tiongkok adalah bicycle sharing, alias berbagi sepeda. Sepeda yang dimaksud merupakan sepeda umum yang bisa dipakai oleh setiap orang yang terdaftar, bisa dengan mudah diambil dan diparkir dimanapun dan kapanpun, dan dengan biaya sewa yang sangat murah.
Sebenarnya konsep bicycle sharing bukanlah konsep baru. Sejak beberapa tahun atau bahkan puluhan tahun yang lalu, konsep penyewaan sepeda sudah lazim di beberapa negara, baik yang gratis maupun berbayar. Sepeda tersebut hanya bisa diambil di tempat tertentu, dan wajib dikembalikan di tempat tertentu juga ketika selesai digunakan. Konsep seperti ini dikenal dengan konsep "docking bike sharing."
Sementara itu, konsep yang tengah booming saat ini khususnya di Tiongkok adalah konsep "non-docking bike sharing." Yaitu pengguna bisa mengambil sepeda yang terparkir di manapun, dan meletakkannya dimanapun juga (selama tidak dilarang untuk parkir sepeda).
Sebagai contoh, ketika menjumpai sepeda tersebut di kawasan Monas, maka bisa langsung digunakan dan diparkir dimanapun tujuan kita, misal ke Senayan. Nah, di Senayan kita tidak harus mencaripool khusus sepeda tersebut, melainkan cukup menemukan area parkir untuk sepeda umum, dan sepeda tersebut boleh diparkir di sana. Setelah sepeda kita kunci, maka orang lain pun boleh membuka kembali kuncinya, dan menggunakan sepeda tersebut kemanapun tujuannya.
Saat ini, ada puluhan jenis aplikasi non-docking bike sharingyang bertebaran di Tiongkok. Semua berawal dari OFO sebagai pioneer. OFO merupakan layanan pertama yang memperkenalkan konsep non-docking di Tiongkok. Ide ini berawal dari obrolan 3 orang alumni Beijing University yang sama-sama tergabung dalam komunitas sepeda di kampus nomor 1 Tiongkok tersebut.
Keprihatinan mereka muncul ketika melihat banyaknya sepeda-sepeda tak bertuan di sana yang tiap tahun terus bertambah hingga menutup akses jalan dan mengganggu pemandangan.
Sepeda-sepeda tersebut adalah milik para mahasiswa Beijing University yang telah lulus dan ditinggalkan begitu saja dalam keadaan terkunci, sehingga tidak bisa dimanfaatkan lagi. Dari keprihatinan tersebut, muncullah pertanyaan: "kenapa tidak kita buat saja sepeda umum untuk mereka?"
Bahkan bisnis OFO terus berkembang, dan saat ini pun berhasil masuk pasar di Amerika, Inggris, dan Singapura. Terhitung sejak didirikan pada tahun 2014, OFO hingga kini telah memiliki lebih dari 10 juta akun pengguna, menyediakan lebih dari 1 juta unit sepeda, dan dengan lebih dari 100 juta pesanan penggunaan sepeda.Â