Pada masa pemilu 2024 ini, masyarakat memiliki hak dan wewenang memilih untuk menentukan siapa yang mereka pilih. Namun, pada dasarnya masyarakat harus bisa mengenali serta memilah siapa saja para calon presiden dan wakil presiden yang memiliki program, gagasan, dan visi-misi yang dapat dipertanggungjawabkan dan direalisasikan semasa jabatannya. Seperti yang kita ketahui, presiden dan wakil presiden menjabat sebagai kepala negara serta kepala pemerintahan dalam suatu negara Republik Indonesia. Maka dari itu, presiden dan wakil presiden dituntut memiliki kriteria dan kualitas yang baik sehingga mampu mengemban tanggung jawab yang besar.Â
(Akdasenda dkk. dalam jurnal Analisis Sisi Retorika Bidang Kesehatan dalam Debat Calon Wakil Presiden Tahun 2019 (2019)) menyebutkan bahwa presiden harus memiliki wawasan yang luas mengingat tugas dan kewajibannya mencakup berbagai aspek sehingga segala kebijakan yang diambil tidak salah arah. Ditambah lagi, dalam negara yang menerapkan sistem demokrasi, kesempatan menjadi presiden cenderung terbuka kepada setiap warga negara di Indonesia, asal warga negara tersebut memenuhi syarat yang tercantum dalam UUD 1945 serta UU No 42 Tahun 2008. Oleh karena itu, penting sekali untuk bisa menguji kemampuan dan pengetahuan setiap calon presiden dan calon wakil presiden selama proses pemilihan berlangsung.Â
Berretorika serta Kemampuan Public Speaking Mengolah Kata, Diksi, dan Frasa pada Debat Capres dan Cawapres 2024Â
Untuk bisa menguji para kandidat calon presiden dan wakil presiden dan menyakinkan masyarakat untuk bisa menentukan pilihan nya. Komisi Pemilihan Umum (KPU) menyelenggarakan sebuah ajang kontestasi berupa debat capres dan cawapres dengan tujuan untuk mengenal para kandidat serta menguji kemampuan dan pengetahuan mereka dalam berargumentasi di depan publik. Selain itu, acara ini bertujuan untuk menggali lebih jauh wawasan para kandidat dalam berpolitik.Â
Sebagai seseorang yang berbicara di depan publik, capres dan cawapres harus menyiapkan strategi yang matang agar setiap ucapan atau gagasan yang disampaikan memiliki substansi yang baik sehingga menumbuhkan kepercayaan pada masyarakat. Public speaking dan kemampuan mengolah kata merupakan salah satu strategi dalam ajang kontestasi debat yang diselenggarakan oleh KPU. Dengan begitu, debat
merupakan salah satu cara yang efektif di mana para capres dan cawapres memperlihatkan kemampuan berargumen dengan berlandaskan logika dan fakta dalam berbicara.Â
Para kontestan debat capres dan cawapres dapat membuktikan kemampuan mereka untuk bisa menyampaikan ide dan gagasannya terutama yang berkaitan dengan kesejahteraan masyarakat melalui retorika dan kemampuan mengelola kata, diksi, maupun frasa pada ajang debat tersebut. Hal inilah yang menjadi penilaian para masyarakat bagaimana seharusnya presiden dan wakil presiden memiliki kemampuan dalam berargumentasi dan berretorika di hadapan publik. Retorika sendiri merupakan sebuah seni dalam berbicara, dimana dalam seni tersebut melibatkan berbagai cara dalam berpidato melalui kata-kata yang mengandung sebuah makna tertentu serta pengaruh kepada audience melalui pengolahan frasa dan diksi secara taktis dan strategis.Â
Pengaruh Retorika terhadap Debat Capres dan Cawapres 2024Â
Seorang filsuf Yunani, Aristoteles memiliki pemikiran sendiri mengenai retorika. Ia menyatakan bahwa retorika adalah sebuah seni dari seni retorika yang berupa kemampuan dalam menemukan cara yang persuasif dalam yang ada dalam kasus tertentu. Ia juga menekankan bahwa retorika adalah instrumen verbal murni. Jadi, tujuan akhir dari retorika yaitu untuk membujuk dengan kata-kata (Burke dalam jurnal Analisis Sisi Retorika Bidang Kesehatan dalam Debat Calon Wakil Presiden Tahun 2019 (2019:7)
Ungkapan tersebut menjelaskan tujuan utama dari diselenggarakannya debat capres dan cawapres dalam konteks pemilihan umum atau pemilu. Debat tersebut merupakan sarana penting bagi para calon untuk mempresentasikan visi, gagasan, dan program mereka kepada publik. Melalui debat, calon presiden dan wakil presiden berkesempatan untuk menunjukkan kemampuan berpikir kritis, kepemimpinan, dan solusi atas berbagai masalah yang dihadapi oleh negara dan masyarakat.Â
Selain itu, debat juga menjadi sarana bagi masyarakat untuk menilai dan membandingkan calon-calon yang berkompetisi, sehingga mereka dapat membuat keputusan yang tepat saat memilih pemimpin mereka. Kemampuan para kontestan untuk berkomunikasi, menjawab pertanyaan dengan jelas, dan menyampaikan argumen yang meyakinkan sangat berpengaruh dalam membangun kepercayaan publik. Oleh karena itu, debat capres dan cawapres sangat krusial dalam proses demokrasi karena membantu masyarakat untuk lebih mengenal calon pemimpin mereka, yang pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas pemilihan dan memastikan bahwa pemimpin yang terpilih benar-benar mewakili keinginan dan kebutuhan rakyat.
Daftar PustakaÂ
Ludvianto, Meganusa dan Wenny Arifani. 2020. RETORIKA PERSUASIF DALAM DEBAT CALON PRESIDEN INDONESIA 2019: SEBUAH ANALISIS KOMUNIKASI PERFOMATIF. Jurnal Ilmu Komunikasi. 7(1). [diakses pada 5 Februari 2024].Â
Rofifah, Luthfiana Nur. 2019. ANALISIS SISI RETORIKA BIDANG KESEHATAN DALAM DEBAT CALON WAKIL PRESIDEN TAHUN 2019. [diakses pada 5 Februari 2024].
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H