Akan kusediakan hati yang lapang di meja makan, berupa nasi yang kutanak dengan airmataku sendiri. Agar hangat, seperti bayi yang baru keluar dari rahim.Â
Kututup hidangan dengan tudung saji yang terbuat dari lapisan kecewa. Sesal-sesal ku hangatkan, kian menjadi lauk tambahan makan siang.Â
Kau bilang, dirimu tidak suka hidangan yang dingin bukan? Jadi tenang, semua makanan yang kuhidangankan telah kuhangatkan dengan panas yang terkadar dalam rahim.Â
Aku tidak mengatakan makanan ini bersih. Sedang katamu, kau hanya butuh hidangan yang hangat. Lagipula, rumah mana yang benar-benar bersih dari kekacauan?Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H