Mohon tunggu...
Rafly Febriansyah
Rafly Febriansyah Mohon Tunggu... Security - Scavenger Poem

Ada yang harus aku tuju, kemudian aku buat.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Si Komo

21 Januari 2022   22:49 Diperbarui: 21 Januari 2022   22:56 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku kembali menulis malam ini
kata-kataku akan kujamah kembali
dan puisiku akan kuterbangkan ke italy.

mungkin sekitar jam 9
di saat tukang pecel mulai kehabisan nasi

aku dapat kabar
kalau temanku kehabisan tiket
- ia bilang perjalanannya tersendat karena si komo lewat ketika ia naik grab.

aku ga habis pikir
kenapa manusia selalu mengambil keputusan
yang tidak masuk akal
- demi mendapatkan sebuah alasan

beberapa menit kemudian
puisiku ketinggalan pesawat
karena terlalu berkecimpung
dengan urusan tiket.

aku duduk
teman ku tertawa;
tetapi aku tidak menyalahkan komo.

" puisimu lucu juga ". kata perempuan yang tiba-tiba melihat tulisanku.

ini bukan puisi
tapi, entahlah
kau ingin menganggap tulisanku ini apa.

" kau kenal nietzsche? "

sepertinya tidak asing dalam dunia filsafat;
yang telah membunuh Tuhan itu kan.

" iya, tapi aku tidak akan mempersoalkan filsafatnya. konon ia menulis puisi juga, dan meninggal karena terlalu baper oleh kata-kata yang ia tulis sendiri."

ah, aku tidak tau menau soal kematiannya
puisiku aja masih rampung
dan kata-katanyapun
masih memakai lirik lagu anak-anak.

" syukurlah, berarti kamu bukan penulis baperan "

karepmu lah
ingin menganggap aku apa
-aku akan tetap teguh dengan pendirianku;
ora mangan langka sehat, ora nyakok karya mentok.

" kau suka jalan-jalan?"

suka,
aku bisa melakukannya beberapa kali
dalam sehari.

" aku ingin mengajakmu jalan-jalan kesuatu tempat. ngobrol, ngopi sambil melihat alam. "

oke, kau jalan duluan
aku belum terlalu hafal daerah sini.

perjalananku tersendat,
tapi entah untuk perjalanannya
- aku tertinggal di halte dekat kedai kopi tadi.

tidak lama
ia datang
menghampiriku, lalu berbicara.

dia bilang
perjalanannya tersendat
katanya si komo menghalang perjalanannya.

lagi lagi sikomo
- aku benar-benar kelimpungan
kenapa pikiran manusia hanya mentok
pada lagu anak-anak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun