Aku kembali menulis malam ini
kata-kataku akan kujamah kembali
dan puisiku akan kuterbangkan ke italy.
mungkin sekitar jam 9
di saat tukang pecel mulai kehabisan nasi
aku dapat kabar
kalau temanku kehabisan tiket
- ia bilang perjalanannya tersendat karena si komo lewat ketika ia naik grab.
aku ga habis pikir
kenapa manusia selalu mengambil keputusan
yang tidak masuk akal
- demi mendapatkan sebuah alasan
beberapa menit kemudian
puisiku ketinggalan pesawat
karena terlalu berkecimpung
dengan urusan tiket.
aku duduk
teman ku tertawa;
tetapi aku tidak menyalahkan komo.
" puisimu lucu juga ". kata perempuan yang tiba-tiba melihat tulisanku.
ini bukan puisi
tapi, entahlah
kau ingin menganggap tulisanku ini apa.
" kau kenal nietzsche? "
sepertinya tidak asing dalam dunia filsafat;
yang telah membunuh Tuhan itu kan.
" iya, tapi aku tidak akan mempersoalkan filsafatnya. konon ia menulis puisi juga, dan meninggal karena terlalu baper oleh kata-kata yang ia tulis sendiri."
ah, aku tidak tau menau soal kematiannya
puisiku aja masih rampung
dan kata-katanyapun
masih memakai lirik lagu anak-anak.
" syukurlah, berarti kamu bukan penulis baperan "
karepmu lah
ingin menganggap aku apa
-aku akan tetap teguh dengan pendirianku;
ora mangan langka sehat, ora nyakok karya mentok.
" kau suka jalan-jalan?"
suka,
aku bisa melakukannya beberapa kali
dalam sehari.
" aku ingin mengajakmu jalan-jalan kesuatu tempat. ngobrol, ngopi sambil melihat alam. "
oke, kau jalan duluan
aku belum terlalu hafal daerah sini.
perjalananku tersendat,
tapi entah untuk perjalanannya
- aku tertinggal di halte dekat kedai kopi tadi.
tidak lama
ia datang
menghampiriku, lalu berbicara.
dia bilang
perjalanannya tersendat
katanya si komo menghalang perjalanannya.
lagi lagi sikomo
- aku benar-benar kelimpungan
kenapa pikiran manusia hanya mentok
pada lagu anak-anak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H