yang menyumpal erat matamu.
aku akan selalu tabah dalam menunggu waktu
juga akan terus merasa riang dalam renung riuhmu
- sebab puisi-puisiku adalah isak
kata-kata murung yang tersusun oleh sesak.
dan kini,
aku akan membiarkanmu tinggal di pekaranganku:
dengan kata-kata kuno penuh debu
dan beberapa sajak yang berbiak.
lalu kita berdua
menetap sampai tua. melahirkan kata-kata baru dalam do'a.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!