Mohon tunggu...
Rafly Febriansyah
Rafly Febriansyah Mohon Tunggu... Security - Scavenger Poem

Ada yang harus aku tuju, kemudian aku buat.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Tangis Penulis dan Cerita Pelukis

10 Januari 2020   02:53 Diperbarui: 10 Januari 2020   02:57 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada seorang pelukis
yang menyimpan tangis
dan penulis manis
dengan sepenggal cerita tragis.
Mereka duduk sambil berdiskusi
ditemani dua gelas kopi dan sebotol air putih.

Ranting tua jatuh
mereka tidak hirau
angin bergumpal, debu berputar
mereka tetap duduk dengan kaki menyila.

Sudikiranya pejalan kaki menyapa
mungkin hanya napas lelah bertutur
yang membalasnya.
Karena keduanya saling takut kehilangan mulut dan telinga.

Aku bingung dengan pelukis
kenapa ia cukup kuat menahan tangis,
sedang ia terlalu liar bercerita
tentang isi hatinya.

Akupun heran dengan penulis
kenapa ia lebih nyaman mendengar,
padahal ia punya cerita tragis
yang harus diluapkan dengan pelukis.

Aku tidak melihat diantara mereka,
bertukar cerita ataupun bertukar tangis

Yang ada hanya rasa nyaman,
kenyamanan yang akut
ketentraman yang sunyi
kediaman yang abstrak.

Saling tatap
saling kecup
saling silang dengan peluk.

Bekasi, 09 Januari 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun