" Tidak kinanta. "
" Kau sangka prilakumu suci ? "
Aku tidak bersih. Gadis itu seperti menyelam ke dalam bayang
suaranya pudar tersamar gemuruh ranting jatuh.
" Kau meremehkanku ? "
Batang kayu terdengar bergesek pada bambu.
" Kau melecehkanku, kau rusak aku, kau renggut keperawananku, kau cambuk aku.
Jawablah Pria Sumbang!!! "
Malam tidak terlalu gelap
bayang-bayang semakin pudar dibalik cermin.
" Tidak Kinanta. Aku saja baru pertama kali melihatmu "
Kumbang-kumbang tak berkaki berterbangan
ranting-ranting pohon telah hangus terbakar gelap,
semua alasan sudah terkubur senyap tak berdaya.
" Bakar dia di bawah pohon itu "
( Setiba lingkaran terbentuk kembali lebih deras)
Duhai dosa yang barah
kau ingin rasuki tubuh dengan dirah.
" Tumpahkan daun-daun kering ketubuhnya. "
Angin-angin tak bersuara
gadis kinanta tertawa tak gembira.
Cirebon,Â
Rafli Febriansyah