Seketika dedaunan berjatuhan;
atas musim gugur yang datang
dengan setiap patah hati.
Di saat dunia mulai kosong
dan warna-warni menghilang tanpa jejak.
Rumput-rumput Tampa tertunduk
diatas tanah kering penuh reretakan
mengkerutnya bebatangan lunglai,
tanpa sehelai daun yang utuh bergantungan.
Akar-akar yang mengelupas
perut-perut cadas,
dibiarkan tersumbat tanpa air disekeliling nya.
Ranting-ranting tersungkur menggeletak
dibawah pangkalnya sendiri
mengering, rapuh!
Keduanya bersetubuh
didalam ranting yang terdiam kaku.
Sekejap daun-daun berseteru dengan keguguran,
merobek-robek waktu
menjadi percikan-percikan serpihan kayu.
Diangkatnya kedalam bak sampah
dibuangnya juga ke jeluk liang tanah
dikuburnya rapat rapat,
di injak-injak dengan seksama; Sirna!
Brecheletzsche
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H