Para pelajar/mahasiswa memiliki peluang untuk mampu memajukan bangsa ini sebab pada dasarnya mereka sudah memiliki daya kreatif dan inovatif. Perkembangan teknologi digital untuk pengembangan kreativitas dan inovasi bagi para remaja sangatlah banyak. Mereka dapat mempelajari berbagai hal melalui youtube, seperti belajar menggambar, fotografi, atau melukis. Semuanya dapat dipelajari secara otodidak dengan melihat video tutorial dan langsung mempraktikkannya.Â
Kreativitas bisa dipelajari dengan tekun sehingga dapat menghasilkan inovasi baru yang bermanfaat. Hal ini dapat dilakukan dengan banyak membaca buku sebab ide baru yang bermunculan akan sebanding dengan banyaknya jumlah buku yang sudah dibaca. Rasa percaya diri dapat dibangun dengan cara mengetahui kekurangan dan kelebihan diri sendiri serta selalu berpikir positif. Para remaja harus berani melakukan hal-hal yang mereka sukai (hal positif) dengan tidak terlalu memikirkan perkataan orang lain, terutama yang bersifat menurunkan rasa percaya diri. Perlunya dukungan dari lingkungan sekitar pun merupakan cara terbaik dalam membangun rasa percaya diri.
Teknologi tidak hanya membantu manusia dalam pekerjaan tetapi juga bisa dikatakan bahwa teknologi sudah menjadi kebutuhan primer yang harus dipenuhi. Kemajuan teknologi merupakan sesuatu yang tidak bisa terhindar bagi manusia karena berjalan sesuai dengan perkembangan manusia dan ilmu pengetahuan. Industri 4.0 menuntut manusia agar bisa mengimbangi kemajuan teknologi yang sangat pesat. Pada masa remaja manusia memasuki perkembangan kognitif atau yang biasa disebut operasi formal atau ketika mereka mengembangkan kapasitas pemikiran abstrak.Â
Pada era ini para remaja sudah terbiasa dalam menggunakan gawai yang nantinya dapat membuat perilaku dan kepribadian mereka berubah serta berkembang seiring berjalannya waktu. Industri 4.0 memberikan berbagai dampak bagi para remaja, contoh dampak baiknya adalah sumber informasi yang luas akibat kemajuan teknologi, kemudahan dalam memenuhi kebutuhan berupa aplikasi transportasi online, dan kebebasan menyalurkan kreativitas dan inovasi. Selain itu ada pula dampak negatif yang ditimbulkan yaitu para remaja cenderung lebih menyukai sesuatu yang mudah, cepat, dan viral sehingga memunculkan rasa malas bagi mereka, tidak meratanya infrastruktur membuat para remaja di perkotaan memiliki pengetahuan yang lebih dibandingkan remaja di pedesaan, dan kurang berkembangnya soft skill akibat tuntutan lembaga pendidikan yang lebih mementingkan hard skill.
Berbagai tantangan pun muncul yang membuat para remaja perlu mengeluarkan tenaga ekstra untuk mampu menjawab tantangan tersebut, seperti perlunya kemampuan  menafsirkan dan mengolah informasi supaya tidak terjadi kesalahan interpretasi, kemampuan literasi yang baik agar tidak mudah percaya dengan berita hoaks, kemampuan untuk memanfaatkan gawai yang dimiliki dengan sebaik mungkin tanpa harus selalu memiliki gawai model terbaru, dan rasa percaya diri dalam mengembangkan kreativitas dan inovasi.Â
Hal tersebut tidak dapat diselesaikan apabila para remaja tidak memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, sikap pantang menyerah, adaptif, Â aktif, mampu berpikir kritis, mampu memecahkan masalah dengan solusi yang kreatif, dan memiliki mental yang kuat. Para remaja yang tidak mampu menjawab tantangan tersebut bisa dikatakan bahwa mereka tidak mampu mengimbangi era Industri 4.0 dan mereka akan "termakan" oleh era ini. Pemerintah dan lembaga pendidikan memiliki peran dan pengaruh yang sangat penting untuk menyiapkan para remaja agar mampu menjawab tantangan pada era Industri 4.0.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H