Mohon tunggu...
Muhammad RaflyAnshari
Muhammad RaflyAnshari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Universitas Lambung Mangkurat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Penginderaan Jauh, Metode Analisis dan Interpretasi Citra Satelit Penulis Indarto

15 Mei 2024   10:54 Diperbarui: 15 Mei 2024   11:05 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

"Penginderaan Jauh: Metode Analisis & Interpretasi Citra" : Indarto

Teknologi penginderaan jauh (remote sensing) merupakan salah satu perangkat canggih yang memungkinkan kita untuk mengamati dan memantau perubahan di permukaan bumi tanpa harus berada di lokasi secara langsung. Teknologi ini memanfaatkan sensor-sensor yang dipasang pada satelit atau pesawat terbang untuk menangkap data citra dari berbagai wilayah di bumi. Citra yang diperoleh dari teknologi penginderaan jauh memiliki berbagai karakteristik, seperti resolusi spasial, resolusi spektral, resolusi radiometrik, dan resolusi temporal. Karakteristik-karakteristik ini menentukan tingkat kedetailan informasi yang dapat diekstrak dari citra tersebut. Resolusi spasial mengacu pada ukuran piksel terkecil yang dapat direkam, resolusi spektral menunjukkan jumlah dan lebar panjang gelombang yang dapat dideteksi, resolusi radiometrik berkaitan dengan kemampuan sensor untuk membedakan tingkat kecerahan, sedangkan resolusi temporal mengindikasikan seberapa sering suatu area di bumi dapat dipantau.

Salah satu keunggulan utama penginderaan jauh adalah kemampuannya untuk menyediakan informasi yang komprehensif dan terkini tentang kondisi permukaan bumi, baik secara spasial maupun temporal. Teknologi ini dapat dimanfaatkan untuk berbagai aplikasi, seperti pemantauan perubahan lahan, deteksi bencana alam, manajemen sumber daya alam, perencanaan tata guna lahan, dan masih banyak lagi. Dengan menganalisis citra penginderaan jauh, kita dapat mengidentifikasi, memetakan, dan memantau berbagai fenomena di permukaan bumi dengan lebih efektif dan efisien. Proses pengolahan citra penginderaan jauh meliputi sejumlah tahapan, mulai dari pra-pengolahan, seperti koreksi radiometrik dan geometrik, hingga analisis lanjutan, seperti klasifikasi, deteksi perubahan, dan integrasi data dengan sistem informasi geografis (GIS). Berbagai perangkat lunak, baik komersial maupun open source, telah dikembangkan untuk mendukung pengolahan citra penginderaan jauh secara digital. Dengan kemajuan teknologi, penginderaan jauh semakin menjadi alat yang andal dan efektif untuk memantau perubahan di permukaan bumi.

Seiring dengan semakin banyaknya data penginderaan jauh yang tersedia dan berkembangnya teknik pengolahan data, teknologi ini menjadi semakin penting dan dimanfaatkan secara luas di berbagai bidang. Pemahaman yang baik tentang prinsip-prinsip dasar penginderaan jauh serta kemampuan untuk mengolah dan menginterpretasikan citra akan membantu kita memanfaatkan teknologi ini secara optimal dalam memantau dan memahami perubahan yang terjadi di permukaan bumi.

Adapun resuman dari buku yang dibuat oleh indarto yang berjudul

"Penginderaan Jauh: Metode Analisis & Interpretasi Citra" sebagai berikut :

  • BAGIAN 1 : Prinsip Metodologi Penginderaan Jauh

BAB 1 :

Menjabarkan tentang langkah-langkah metodologi penginderaan jauh mulai dari perumusan masalah, identifikasi data yang dibutuhkan (pengukuran lapangan, data kolateral, data penginderaan jauh), prinsip analisis data (analog/visual dan digital), hingga presentasi informasi.

BAB 2 :

Membahas elemen-elemen penting dalam interprentasi citra, seperti hierarki, lokasi, tone/warna, ukuran, bentuk, tekstur, pola, bayangan, height/depth, serta site, situasi, dan asosiasi. Bab ini juga menjelaskan metodologi interpretasi yang melibatkan informasi pelengkap, pengetahuan/pengalaman, dan pendekatan multi-disiplin.

  • BAGIAN 2 : Karakteristik Citra & Sensor

BAB 3 :

Menjelaskan konsep citra digital, format penyimpanan data citra (BIL, BIP, BSQ), jenis produk citra satelit, dan volume data citra.

BAB 4 :

Membahas berbagai aspek ketelitian dalam data citra, yaitu ketelitian spasial, spektral, radiometrik, dan temporal. Konsep respon spektral objek dan karakteristik sensor juga dibahas di sini.

BAB 5 :

Secara spesifik mengulas karakteristik citra pankromatik, multispektral, serta sensor-sensor utama seperti Landsat, ASTER, dan MODIS.

  • BAGIAN 3 : Alur Pengolahan Citra dan Konsep Statistik

BAB 6 :

Menjelaskan alur lengkap penanganan data penginderaan jauh, mulai dari kualitas citra hingga tahapan proses pengolahan citra.

BAB 7 :

Membahas tentang konsep frekuensi kejadian, distribusi probabilitas, serta ukuran-ukuran statistik dasar seperti mean, median, dan modus. Menjelaskan tentang histogram citra, yang menggambarkan distribusi frekuensi nilai piksel dalam citra.

BAB 8 :

Membahas ukuran pusat kecenderungan data seperti rata-rata (mean), median, dan modus. Menjelaskan ukuran sebaran data seperti range, kuartil, varians, dan standar deviasi.

BAB 9 :

Menjelaskan konsep korelasi, yang mengukur kekuatan hubungan linear antara dua variabel. Membahas kovarian, yang mengukur seberapa besar dua variabel berubah bersama-sama. Memberikan contoh perhitungan kovarian.

  • BAGIAN 4 : Tahap Pra-Pengolahan: Koreksi Radiometrik, Koreksi Geometrik dan Visualisasi

BAB 10 :

Membahas koreksi radiometrik citra untuk menghilangkan distorsi yang disebabkan oleh pengaruh atmosfer dan instrumen sensor. Metode koreksi absolut, relatif, dan regresi dibahas di sini.

BAB 11 :

Menjelaskan koreksi geometrik citra untuk memperbaiki distorsi geometrik yang disebabkan oleh faktor IFOV, rotasi bumi, lengkung permukaan bumi, dan variasi posisi/ketinggian sensor. Metode interpolasi spasial dan intensitas serta registrasi citra ke peta/citra lain juga dibahas.

BAB 12 :

Membahas visualisasi citra, termasuk pembuatan citra hitam-putih, pseudo-color, komposit warna alami maupun tidak-alami.

  • BAGIAN 5 : Tahap Pengolahan Citra

BAB 13 :

Membahas teknik peningkatan kenampakan citra melalui manipulasi kontras/histogram dan penggunaan filter spasial (low-pass, high-pass).

BAB 14 :

Menjelaskan berbagai transformasi citra seperti operator matematik, perbandingan spektral, Tasseled Cap Transformation, dan Analisis Komponen Utama.

BAB 15 :

Membahas klasifikasi citra, baik terbimbing (dengan training area dan algoritma klasifikasi) maupun tidak terbimbing (berdasarkan pengukuran jarak). Konsep kelas informasi dan kelas spektral juga dijelaskan.

BAB 16 :

Menjelaskan evaluasi ketelitian hasil klasifikasi citra menggunakan matriks kesalahan dan berbagai ukuran akurasi.

  • BAGIAN 6 : Tutorial pengolahan citra ASTER

BAB 18 :

Memberikan pengenalan tentang sensor ASTER, subfistem-subfistemnya, dan spesifikasi band-bandnya.

BAB 19 :

Membahas tentang jenis-jenis produk data ASTER pada level 1, 2, dan 3.

BAB 20 :

Memberikan alur umum pengolahan citra ASTER.

BAB 21 :

Membahas tahap pra-pengolahan seperti koreksi cross-talk, konversi nilai digital ke radiansi, dan koreksi dark pixel.

BAB 22 :

Membahas peningkatan kualitas citra, penentuan sistem koordinat, dan georeference.

BAB 23 :

Membahas penggabungan citra dan pembuatan citra komposit.

BAB 24 :

Membahas klasifikasi citra baik terbimbing maupun tak terbimbing.

  • BAGIAN 7 :

BAB 25 :

Pengenalan komponen BEAM dan fungsi-fungsinya

BAB 26 :

Penjelasan menu-menu dan sub-menu di BEAM

BAB 27 :

Cara membuka dan menampilkan citra di BEAM

BAB 28 :

Analisis statistik dan histogram

BAB 29 :

Peregangan kontras dan histogram citra

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun