Mohon tunggu...
Rafly Ravana Gymnastiar
Rafly Ravana Gymnastiar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya merupakan mahasiswa aktif dari program studi Film dan Televisi Universitas Pendidikan Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Harapan Teater Indonesia agar Dapat Bersaing di Kancah Internasional

28 Maret 2023   11:52 Diperbarui: 28 Maret 2023   12:02 670
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seni. Sumber ilustrasi: Unsplash

Teater adalah seni pertunjukan yang melibatkan sekelompok orang yang bekerja sama untuk menciptakan sebuah cerita dan menampilkan adegan-adegan tersebut di depan penonton. Teater melibatkan banyak unsur, seperti dialog, musik, tari, gerakan tubuh, kostum, dan set properti, yang semuanya disinkronkan untuk menciptakan pengalaman yang menarik bagi penonton.

Sejarah teater dapat ditelusuri hingga ke zaman kuno di Yunani dan Romawi. Di Yunani, teater dianggap sebagai bagian dari upacara keagamaan dan dianggap penting bagi pembentukan identitas bangsa. Pada saat itu, teater diadakan di stadion terbuka dan dihadiri oleh ribuan orang. Karya-karya terkenal seperti Oedipus Rex dan Antigone karya Sophocles, serta Iliad dan Odyssey karya Homer, lahir di sana.

Pada zaman modern, teater berkembang menjadi beberapa bentuk, seperti teater musikal, teater non-verbal, dan teater eksperimental. Teater musikal adalah bentuk teater yang menggabungkan dialog, musik, dan tarian untuk menceritakan sebuah cerita. Teater non-verbal menggunakan gerakan tubuh dan tari untuk menceritakan sebuah cerita tanpa menggunakan dialog. Sedangkan teater eksperimental mencoba untuk memecahkan batasan-batasan tradisional dalam teater dan mencari bentuk baru yang lebih eksploratif.

Dalam teater, ada beberapa peran yang harus dipenuhi oleh setiap orang yang terlibat dalam pertunjukan. Seorang sutradara bertanggung jawab atas arahan dan koordinasi seluruh elemen dalam pertunjukan, seperti penampilan para aktor, pengaturan panggung, dan pencahayaan. Aktor adalah orang-orang yang memerankan karakter dalam cerita. Mereka bertanggung jawab untuk memahami karakter dan menjalankan skrip yang ditulis oleh penulis naskah. Penulis naskah adalah orang yang menulis skrip yang diikuti oleh para aktor selama pertunjukan. Penulis naskah bertanggung jawab atas pengembangan karakter dan alur cerita yang menarik. Para pemain musik bertanggung jawab atas musik yang diputar selama pertunjukan.

Selain itu, teater juga mengandung pesan-pesan moral dan sosial yang ditampilkan dalam cerita yang diperankan. Karya-karya teater sering mengangkat isu-isu sosial dan politik yang dihadapi oleh masyarakat, seperti diskriminasi, penindasan, dan ketidakadilan. Pertunjukan teater dapat menjadi sarana untuk membangkitkan kesadaran dan pemahaman tentang isu-isu tersebut, dan untuk memotivasi penonton untuk bertindak dalam menghadapinya.

Teater juga dapat memberikan manfaat bagi penonton. Pertama, teater dapat memberikan pengalaman belajar yang unik. Dalam teater, penonton dapat belajar dari cerita yang diperankan, dan merenungkan makna dan pesan yang terkandung di dalamnya. Kedua, teater dapat memberikan hiburan yang bermanfaat. Pertunjukan teater yang menarik dapat membuat penonton terhibur.

Teater di Indonesia memiliki sejarah yang panjang dan kaya. Bentuk teater pertama di Indonesia dikenal dengan sebutan wayang, yang berasal dari kata "bayang" karena pertunjukan wayang dilakukan dengan memperlihatkan bayangan tokoh-tokoh dalam sebuah cerita.

Wayang terdiri dari dua jenis, yaitu wayang kulit dan wayang orang. Wayang kulit menggunakan boneka kulit yang diproyeksikan di belakang layar dengan menggunakan lampu dan musik gamelan. Sementara itu, wayang orang adalah bentuk teater yang menggunakan aktor manusia yang memerankan tokoh-tokoh dalam sebuah cerita.

Pada masa penjajahan Belanda, teater mengalami perubahan karena pengaruh teater Eropa masuk ke Indonesia. Pada tahun 1926, kelompok teater pertama di Indonesia, yaitu Lief Java, didirikan oleh seorang seniman bernama Mas Marco Kartodikromo. Kelompok ini memperkenalkan teater modern dan memperkenalkan bahasa Indonesia sebagai bahasa teater.

Pada tahun 1950-an dan 1960-an, teater semakin berkembang di Indonesia. Pemerintah Indonesia membuka Sekolah Tinggi Teater Nasional (STSN) di Jakarta pada tahun 1962, yang kemudian menjadi Institut Kesenian Jakarta (IKJ) pada tahun 1978. IKJ menjadi salah satu perguruan tinggi seni terkemuka di Indonesia, dan melahirkan banyak seniman teater terkenal, seperti Riantiarno, Garin Nugroho, dan Riri Riza.

Selain itu, beberapa kelompok teater terkenal juga lahir pada saat itu, seperti Teater Populer dan Bengkel Teater. Teater Populer didirikan oleh sutradara legendaris Indonesia, Arifin C. Noer, dan dikenal dengan pertunjukan teater politiknya yang kontroversial. Bengkel Teater, yang didirikan oleh Sunaryo dan Putu Wijaya, merupakan kelompok teater eksperimental yang mencoba memecahkan batasan-batasan dalam teater dan mencari bentuk-bentuk baru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun