Meskipun telah berhasil menuntaskan visinya untuk menyatukan berbagai wilayah di Nusantara, Romantisme Majapahit masih digunakan. Romantisme Majapahit pada awal kemerdekaan digunakan untuk menumbuhkan rasa kebanggaan pada bangsa, setelah sebelumnya merasa terhina dijajah Belanda beratus-ratus tahun lamanya. Romantisme Majapahit menunjukkan bahwa orang-orang dari bangsa ini pernah menjadi bangsa yang digdaya.
Romantisme Majapahit terus digunakan sampai sekarang. Dimulai dari penggunaan bendera sang saka merah putih, yang diambil dari bendera Majapahit, sang saka getih getah samudera. Penamaan Bhayangkara pada kepolisian, yang diambil dari pasukan elit penjaga raja pada zaman Majapahit. Hingga Penamaan salah satu universitas ternama, Universitas Gajah Mada, yang diambil dari nama sang Maha Patih.
Romantisme Majapahit sekarang berkembang dalam berbagai bentuk, bukan lagi hanya menjadi nama sebuah tempat, jalan, atau institusi, tetapi menjadi sebuah mimpi. Mimpi menjadi sebuah negara yang digdaya, menjadi mercusuar bagi negara-negara di sekitarnya. Mimpi ini dimanifestasikan pada penamaan calon ibu kota baru, yaitu Nusantara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H