Mohon tunggu...
Rafli Syahrizal
Rafli Syahrizal Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa Sastra Indonesia, UI

Tinggal di Depok. Belajar di SMAN 10 Bogor, UI, dan di manapun. Blog: https://rafleee.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Rajin Ibadah tapi Masuk Neraka, Kok Bisa?

23 Juli 2020   13:27 Diperbarui: 23 Juli 2020   15:14 826
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kemudian Tuhan bertanya, "Apa kerjamu di dunia?"

Haji Saleh menjawab dengan rinci amalan ibadahnya selama di dunia dengan percaya diri.

Kemudian, Tuhan terus bertanya "Lain lagi?

Haji Saleh menjawab terus, hingga ia merasa telah menyebutkan semua amalannya, ia kehabisan kata-kata.

Keputusan sidang berakhir dengan dimasukkannya Saleh ke dalam neraka.

Di dalam siksa; Ia melihat kawan-kawannya dulu yang terkenal ahli ibadah, bernasib sama. Ia bingung, kemudian menggalang dukungan untuk protes kepada Tuhan, memastikan bahwa Tuhan tidak keliru dengan keputusannya. Namun, semuanya berakhir dengan jawaban yang menyadarkan mereka dan menjadi pembelajaran berharga bagi kita. Tuhan memiliki jawabannya:

1) Mereka memang memiliki kesalehan pribadi, namun kesalehannya itu tidak didayagunakannya untuk menyebarkan kesalehan sosial. Seperti Haji Saleh yang memilih hidup melarat. Namun, kemelaratan itu menyebabkan istri, anak, dan cucunya hidup dalam kemelaratan dan mereka teraniaya dengan itu. Ia tidak memenuhi hak keluarganya dengan baik.

2) Mereka suka berkelahi antara mereka sendiri, saling menipu, dan saling memeras. Mereka menghancurkan agamanya sendiri.

3) Suka beribadah saja, semata-mata karena ibadah tidak mengeluarkan penat yang lebih banyak ketimbang bekerja banting tulang, memenuhi hak manusia di dunia.

Haji Saleh dan kawanannya pun menyesali perbuatan mereka. Saleh sadar bahwa ibadahnya yang banyak tidak cukup membawanya kepada surga Sang Khalik. Saleh  sadar bahwa kasih sayang dan rahmat Tuhan-lah yang mampu menyelamatkan hambanya. Pun kesalehan pribadi itu ternyata tidak cukup,  kita tidak peduli dengan hak-hak orang-orang lain yang harus kita tunaikan. Kesalehan sosial juga penting.                                                                         

                                                                                                                                                    **

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun