Apa itu satu
Apa itu bersatu
Dan apa itu menyatu
Aku tak tahu
Ketika anak-anak panah berapikan fitnah
Menghujani ibuku
Membakar sanak saudara
Lalu mati satu persatu
Hingga kali ini
Bersama busur dan mata panah
Menelisik insan bernas
Menghunus aku terasuk
Adakah tuan tahu
Cerai berai belum berlalu
Gemuruh menyuruh rusuh
Bunyikan genderang berai
Politik dijadikan kendaraan
Untuk menggilas persatuan
Fitnah adalah pisau yang mencincang cincang perasaan
Benci akan persatuan
Benci akan perbedaan
Penat bersama butir lelah
Menunggu di samping tugu
Menyaksikan sang utusan
Tengah berdendang dalam tempurung
Aku mendengar dari utara
Suara riuh tentang agama
Aku mendengar dari selatan
Tentang mereka yang berteriak atas suku
Lalu di timur aku melihat serangkaian orang orang tak bertuahan berteriak tentang kebebasan
Di barat aku ketakutan
Melihat orang gila berteriak tidak karuan
Ngeri tuan
Membuka mata tuk melihat
Betapa besar derita
Mengoyak dari hulu hingga hilir
Tuan
Janganlah tertawa
Semesta takkan berbual
Hingga datang guncangan menghentak
Apa artinya satu
Bila tuan tak mengerti satu
Mereka tak mengerti bersatu
Dan aku tak tahu cara menyatu
Akankah tuan menjahit mulut tuan
Menyulam kelopak mata tuan
Dan membeton telinga tuan
Serta menggadaikan hati tuan
Bungkam akan keadaan
Bungkam atas perpecahan
Tuan
Bukalah mata
Lihatlah semua
Jangan lagi kau mengelak
Jangan lagi kau bermegahan
Ketika semesta terengah
Tuan
Jangan lagi kau hilang
Di tengah keramaian
Dalam kerumunan harapan
Jangan lagi kau
Buatku bermuram durja
Sehingga aku berharap
Agar kau tidur selamanya
Rafli S, Dias Y, Veronica I.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H